Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Ekstrem di China Sebabkan 110.000 Warga Terpaksa Dievakuasi

Kompas.com - 24/04/2024, 17:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cuaca ekstrem hujan badai yang melanda Provinsi Guangdong, China sejak Kamis (18/4/2024) hingga akhir pekan menyebabkan banjir besar di wilayah tersebut.

Dikutip dari TheGuardian, Selasa (23/4/2024), pemerintah setempat telah mengevakuasi 110.000 orang di di seluruh provinsi tersebut, sementara sekitar 25.000 orang berada di tempat penampungan darurat.

Selain itu, cuaca ekstrem juga menewaskan tiga orang di Kota Zhaoqing, satu penyelamat meninggal di Kota Shaoguan, dan 10 lainnya hilang ketika banjir melanda kota-kota kawasan Pearl River Delta, Guangdong yang padat penduduk.

Banjir akibat cuaca ekstrem tersebut juga melanda provinsi tetangga, Jiangxi yang melaporkan sebanyak 459 orang telah dievakuasi.

Baca juga: Ramai soal Kinerja Panel Surya Disebut Tingkatkan Pemanasan Global, Ini Kata Ahli

Curah hujan tertinggi sejak tercatat 1959

Pemerintah Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong mengatakan, kota itu mencatat curah hujan kumulatif sebesar 60,9 sentimeter pada April 2024.

Sementara pertahanan terhadap banjir di Provinsi Guangdong diuji pada Juni 2022.

Saat itu, provinsi ini dilanda hujan deras terberat dalam enam dekade terakhir yang menyebabkan ratusan ribu orang dievakuasi.

Hal tersebut menjadikannya curah hujan bulanan tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1959 sejauh ini.

Sejumlah ilmuwan menyebutkan, fenomena cuaca di China tersebut menjadi lebih intens dan tidak dapat diprediksi karena adanya pemanasan global.

Selama akhir pekan, saluran-saluran air di provinsi tersebut meluap, termasuk di beberapa desa di mana air banjir mencapai rumah-rumah di lantai dua setelah menyapu sawah dan ladang kentang.

Sementara di wilayah lain Guangdong, banjir tersebut menyebabkan banjir setinggi leher orang dewasa yang menyebabkan warga-warga bertahan di lantai atas atau atap rumah.

“Harap segera mengambil tindakan pencegahan dan menjauh dari daerah berbahaya seperti daerah dataran rendah yang rawan banjir,” kata pihak berwenang di Shenzhen, dilansir dari AlJazeera, Selasa (23/4/2024).

Mereka juga meminta warga berhati-hati terhadap hujan lebat dan bencana yang diakibatkannya seperti genangan air, banjir bandang, tanah longsor, tanah longsor, dan tanah ambruk. 

Baca juga: Rusa Kutub Bisa Membantu Melawan Pemanasan Global, Bagaimana Caranya?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com