Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak soal Masyarakat Percaya Hoaks Taylor Swift Berterima Kasih ke Prabowo, Ini Kata Pakar

Kompas.com - 07/02/2024, 13:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video tangkapan layar cuitan Taylor Swift yang berterima kasih kepada calon presiden (capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, ramai memenuhi lini masa TikTok.

Ucapan tersebut disampaikan Swift melalui akun X (Twitter) @taylorswift13, tetapi hasil penelusuran menemukan bahwa unggahan itu hanyalah manipulasi.

"Thank you Mr Prabowo Subianto for helping me. I thank you very much, I hope you live a long time when I play in Indonesia," narasi yang disebut dibuat oleh Taylor Swift pada 10 Januari 2024.

Jika diterjemahkan, unggahan memiliki arti, "Terima kasih Pak Prabowo telah membantu saya. Saya ucapkan terima kasih banyak, semoga panjang umur saat saya bermain ke Indonesia."

Padahal, berdasarkan pantauan, unggahan terbaru Swift sekaligus cuitan perdananya pada 2024 berisi informasi album baru bertajuk The Tortured Poets Departement pada Selasa (6/2/2024).

Sementara itu, unggahan akun @taylorswift13 sebelumnya dituliskan pada 13 Desember 2023, saat Swift merayakan ulang tahun ke-34.

Menanggapi maraknya hasil manipulasi, penggemar di media sosial X pun menyerukan untuk melaporkan konten berita palsu yang memanfaatkan penyanyi asal Amerika Serikat tersebut.

"PERHATIAN TERHADAP SWIFTIES!!!!!! Indonesia akan mengadakan pemilu 10 hari dari sekarang. Salah satu pendukung calon presiden membuat berita palsu tentang Taylor Swift dan memanfaatkannya sebagai pengaruh. Video tersebut mencapai 29 ribu suka dan menyebarkan informasi yang salah. Silakan laporkan tentang misinformasi di TikTok," ujar akun @goldrush503, Selasa.

Meski tampak jelas hasil manipulasi, pengunggah mengatakan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang mempercayai video TikTok dengan puluhan ribuan suka tersebut.

"Jika menurutmu orang tidak peduli dengan hal ini. Kamu salah. Banyak sekali orang yang mempercayai berita misinformasi ini. Pendukungnya menyebarkan berita palsu ini ke netizen Indonesia," kata pengunggah.

Lantas, mengapa masih banyak masyarakat Indonesia percaya berita bohong saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024?

Baca juga: [HOAKS] Cuitan Taylor Swift Berterima Kasih kepada Prabowo Subianto


Maraknya kepercayaan terhadap berita bohong

Pakar keamanan siber dari Vaksincom Alfons Tanujaya mengatakan, maraknya kepercayaan terhadap berita bohong atau hoaks berkaitan dengan komposisi pengguna internet yang mirip piramida makanan.

"Masalahnya begini, komposisi pengguna internet itu mirip seperti piramida makanan," ujar Alfons, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (7/2/2024).

Alfons menjelaskan, piramida makanan adalah gambaran jumlah porsi yang sesuai untuk dikonsumsi dari masing-masing kelompok makanan.

Merujuk piramida makanan, macan yang berada di puncak akan makan rusa yang posisinya di tengah, sedangkan rusa akan mengonsumsi rumput yang posisinya berada di bawah piramida.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com