KOMPAS.com - Chrysanthemum atau bunga krisan dapat diolah menjadi teh herbal yang kerap dikonsumsi sebagai minuman segar setelah makan.
Selain menjadi minuman yang enak, chrysanthemum menjadi obat tradisional dalam budaya China. Ini karena bunga tersebut memiliki beragam manfaat bagi kesehatan.
Dikutip dari WebMD, chrysanthemum mengandung senyawa flavonoid yang memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Bunga ini juga dapat meningkatkan aliran darah ke jantung.
Teh chrysanthemum dapat dikonsumsi untuk meredakan nyeri dada, mengontrol tekanan darah tinggi, flu, diabetes, stroke, dan banyak kondisi lainnya.
Meski begitu, sebagian orang perlu menghindari konsumsi chrysanthemum atau produk turunannya seperti teh. Ini karena bunga tersebut dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh.
Baca juga: 10 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Minum Teh Bunga Telang
Berikut sejumlah kelompok orang yang dianjurkan untuk menghindari konsumsi teh chrysanthemum.
Bunga chrysanthemum termasuk anggota keluarga Asteraceae atau Compositae. Bunga lain dalam kategori ini termasuk ragweed, marigold, daisy, dan aster.
Orang yang memiliki alergi terhadap salah satu jenis bunga dari keluarga ini tidak dianjurkan untuk mengonsumsi chrysanthemum.
Ini karena teh chrysanthemum dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang yang sensitif terhadap tanaman ini.
Kontak langsung dengan bunga ini dapat menyebabkan iritasi kulit, asma, dan iritasi saluran pernapasan. Minum teh chrysanthemum juga berkaitan dengan perkembangan anafilaksis atau reaksi alergi berat.
Bunga chrysanthemum juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu. Penelitian membuktikan bunga ini memengaruhi obat statin yang digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol.
Karena itu, dilansir dari Healthline (25/3/2022), banyak pakar menyarankan untuk menghindari minum teh chrysanthemum saat menggunakan obat-obatan ini.
Sebaiknya, tanyakan kepada dokter sebelum mulai menggunakan produk chrysanthemum apa pun termasuk obat yang diresepkan khusus.
Di sisi lain, banyak varietas chrysanthemum mengandung piretrum. Zat ini sering digunakan dalam produk pestisida. Paparan piretrum dapat mengiritasi kulit dan paru-paru.
Baca juga: Tidak Perlu Obat Tidur, Berikut 5 Teh Herbal yang Bisa Mengatasi Insomnia