Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Buktikan Orang Sulit Bayar Sewa Rumah Lebih Berisiko Cepat Meninggal

Kompas.com - 25/12/2023, 10:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi membuktikan orang yang sulit membayar sewa rumah akan lebih cepat meninggal dunia.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Princeton dan Pusat Studi Ekonom di Biro Sensus AS.

Para peneliti mengumpulkan data dari penyewa rumah mulai tahun 2000. Mereka lalu melakukan analisis untuk memahami hubungan antara beban sewa, penggusuran, dan kematian masyarakat.

Kesimpulannya, sewa rumah yang mahal dan ancaman penggusuran meningkatkan risiko kematian yang lebih cepat.

Baca juga: Bisa Ditanam di Rumah, Ini Manfaat Daun Binahong untuk Kesehatan


Baca juga: Mengenal Kamp Jabalia, Rumah Ratusan Ribu Pengungsi Palestina yang Jadi Sasaran Israel

Sewa rumah mahal 

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Social Science & Medicine itu menunjukkan, penyewa rumah berisiko tinggi lebih cepat meninggal karena terbebani biaya perumahan tak terjangkau.

Diberitakan CNBC, orang yang membayar 70 persen pendapatannya untuk sewa rumah memiliki kemungkinan 12 persen lebih cepat meninggal.

Sementara orang yang menggunakan 50 persen gaji untuk membayar sewa akan 9 persen lebih cepat meninggal dalam 20 tahun ke depan dibandingkan mereka yang hanya memakai 30 persen pendapatannya.

Kondisi saat ini, rata-rata penyewa rumah di AS membayar 30 persen atau lebih dari pendapatannya untuk sewa tempat tinggal.

Seiring dengan harga sewa rumah yang tidak terjangkau, ancaman penggusuran pun dikaitkan dengan peningkatan angka kematian sebesar 19 persen.

Sementara orang yang benar-benar digusur akan mengalami peningkatan risiko kematian sebesar 40 persen.

Baca juga: Studi Ungkap Kesepian Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

Penyebab sewa rumah pengaruhi kematian

Ilustrasi uang.Freepik/KrishnaTedjo Ilustrasi uang.
Masyarakat yang menghabiskan separuh pendapatannya untuk sewa lebih cepat meninggal dunia karena tekanan yang dialami.

Dikutip dari Dailymail, hal tersebut terjadi karena mereka tertekan mencari uang untuk membayar sewa seiring peningkatan inflasi dan biaya hidup.

Akibatnya, mereka tidak punya uang yang cukup untuk mendanai kebutuhan kesehatan dan makanan dibandingkan orang yang mampu membayar sewa rumah.

Studi ini tidak mempertimbangkan penyebab kematian yang spesifik, seperti penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Namun banyak masalah kesehatan dapat timbul akibat stres kronis.

Baca juga: Apa Penyebab Stres dan Bagaimana Cara Menghindarinya?

Masalah kesehatan yang berhubungan dengan stres termasuk masalah pencernaan, jantung, kulit, ketegangan otot, gangguan psikologis, dan gangguan tidur.

Penulis utama studi tersebut Nick Gaetz mengatakan penggusuran juga menyebabkan kematian karena membahayakan kesehatan fisik dan mental seseorang yang sulit mendapatkan tempat tinggal dalam jangka waktu lama.

Menurut Nick, kebijakan publik yang dirancang untuk mengatasi masalah perumahan dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan dalam kesehatan masyarakat.

"Ketika penyewa tidak dipaksa untuk memilih antara sewa dan kesejahteraan mereka, mereka akan hidup lebih lama dan lebih sehat." imbuhnya.

Baca juga: Apakah Minum Teh Bisa Membantu Mengatasi Stres dan Depresi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Pesawat Boeing 757 Milik Donald Trump Menabrak Pesawat Komersial di Bandara Florida

Tren
4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

4 Fakta Anak Bunuh Ibu di Sukabumi, Gunakan Garpu Tanah dan Tidur dengan Bercak Darah

Tren
Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Cuaca Panas, Hindari Pakai Baju Berbahan Ini agar Tak Bau Badan

Tren
KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

KRIS BPJS Kesehatan Siap Diterapkan, Mungkinkah Iuran Dipukul Rata?

Tren
11 Daerah Larang dan Batasi 'Study Tour', Imbas Kecelakaan Bus di Subang

11 Daerah Larang dan Batasi "Study Tour", Imbas Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Pemerintah Wajibkan Seluruh Penduduk Ikut BPJS Kesehatan, Bagaimana jika Tidak Mampu?

Tren
Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Berstatus DPO, Begini Ciri 3 Buronan Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Beda Penampilan Sandra Dewi Saat Diperiksa Kali Pertama dan Sekarang

Tren
Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Mengenal Spesies Ikan Baru di Pegunungan Meratus, Punya Penis di Bawah Kepala

Tren
Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Musim Haji 2024, Begini Prakiraan Cuaca di Arab Saudi dan Cara Mengeceknya

Tren
OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

OpenAI Luncurkan GPT-4o secara Gratis di ChatGPT, Apa Itu?

Tren
Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Mengenal PTN BH, Keistimewaan, dan Daftar Kampusnya

Tren
4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

Tren
Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Pendaftaran Poltekip dan Poltekim Kemenkumham 2024: Jadwal, Persyaratan, dan Cara Daftarnya

Tren
Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Jarang Diketahui, Ini 6 Efek Samping Terlalu Banyak Minum Es Teh Saat Cuaca Panas

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com