Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Bintang Kecil di Langit yang Tinggi

Kompas.com - 22/09/2023, 09:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bintang kecil, di langit yang tinggi
Amat banyak menghias angkasa
Aku ingin terbang dan menari
Jauh tinggi ke tempat kau berada

SAYA selalu teringat pada lagu Bintang Kecil ciptaan pak Dal karena pada masa saya masih kanak-kanak, ibu saya sering menyanyikan lagu tersebut sambil menunjuk ke langit yang tinggi agar saya selalu menghargai kemahadahsyatan alam semesta.

Pak Dal menggubah lagu indah tersebut atas kesadaran bahwa bintang yang tampak kecil di langit tinggi sebenarnya sama sekali tidak kecil ukurannya. Dan memang secara jumlah, bintang kecil amat banyak menghias angkasa.

Boleh saja, saya ingin terbang dan menari jauh tinggi ke tempat bintang berada, namun saya harus sadar bahwa sebenarnya sungguh tidak mudah untuk terbang dan menari ke tempat bintang berada.

Bintang terdekat ke planet bumi di mana saya berada adalah matahari. Jarak dari planet bumi ke bintang yang disebut sebagai matahari konon sekitar 150.000.000 kilometer.

Terpaksa saya menggunakan istilah konon sebab saya tidak mampu membuktikan apakah jarak dari matahari ke planet bumi memang benar adalah 150 juta kilometer.

Sayang saya juga tidak mampu membuktikan bahwa jarak matahari ke planet bumi tidak benar 150 juta kilometer.

Yang jelas sungguh tidak mudah untuk menari dan menari ke tempat matahari berada. Di samping akibat terlalu, juga terlalu panas untuk didekati, sebab konon suhu permukaan matahari adalah “hanya” 5000 derajat Celcius.

Terpaksa saya hanya percaya apa kata orang tentang benda-benda yang bertebaran di angkasa luar sebenarnya bukan hanya bintang tapi juga ada planet, rembulan, meteor, asteroid dan entah apa lagi.

Juga saya terpaksa percaya tanpa bisa membuktikan bahwa Pluto yang semula dianggap planet ternyata bukan planet, tetapi planet kerdil yang berada di Sabuk Kuifer bersama dengan Makemake, Haumea, Eris serta Ceres yang berada di Sabuk Asteroid.

Konon pada 1801 astronom Sisilia, Giiseppe Piazzi menemukan Ceres sebagai planet kerdil yang paling kerdil berdasar dugaan bahwa di antara Mars dan Jupiter masih ada benda langit dengan diameter 950 kilometer dan massa 0.015 persen planet bumi sehingga kerap dianggap lebih layak disebut sebagai asteoid terbesar di sistem tata surya.

Meski beda dari asteroid, Ceres berbentuk bulat dengan permukaan terdiri dari kerak bebatuan yang mengandung lapisan es.

Konon untuk sementara ini disepakati ada sekitar 19 planet kerdil mengorbitkan diri di langit yang tinggi meski NASA meyakini masih ada ratusan planet kerdil yang belum terdeteksi oleh super teleskop manusia tercanggih pun.

Mau dibilang ribuan atau nihilpun saya tidak berani tidak percaya sebab saya sendiri tidak mampu menghitung demi membuktikan berapa sebenarnya jumlah planet kerdil yang berkeliaran di langit yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com