Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Musik dan Pythagoras

Kompas.com - 24/06/2023, 18:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUNGKIN judul naskah ini terkesan janggal bagi para ilmuwan dan ilmuwati matematika sebab lazimnya Pythagoras lebih dikenal berurusan dengan matematika.

Pythagoras tersohor akibat teori a2+b2=c2 nan legendaris sebagai dasar ilmu ukur yang juga disebut sebagai geometri itu.

Namun sebagai seorang insan pembelajar dan pengajar musik, saya meyakini keterkaitan pemikiran Pythagoras dengan musik.

Kurikulum Quadrivium sebagai akar peradaban pendidikan Barat memang menganggap musik sekelompok dengan aritmatika dan geometri yang kemudian berkembang menjadi matematika serta astronomi yang berkembang menjadi kosmologi.

Sama seperti Sokrates, Pythagoras tidak mewariskan pemikiran dalam bentuk tulisan. Maka masyarakat masa kini mengenal Pythagoras terbatas hanya melalui tulisan orang lain terutama para murid tokoh mahapemikir dari Samos ini.

Namun pada prinsipnya jika Charles Darwin layak dinobatkan sebagai Bapak Evolusi, Ludwig van Beethoven Bapak Simfoni, Isaac Newton Bapak Fisika, Oppenheimer sebagai bapak bom atom, maka Pythagoras layak dinobatkan sebagai Bapak Fisika Matematikal yang perdana melepaskan sains dari belenggu mitologi dengan menjelaskan alam semesta melalui teori gelombang suara pada dawai yang kemudian dikenal sebagai musica universalis alias musik alam semesta.

Masih banyak astrofisikawan cenderung malu-malu mengakui kebenaran teori musica universalis-nya Pythagoras akibat khawatir ditertawakan sebagai takhayulis.

Namun di sisi lain mereka juga malu-malu mengakui bahwa sampai masa kini masih belum mampu membuka tabir misteri yang menyelubungi alam semesta dengan bunyi-bunyi tidak jelas terindentifikasi namun jelas memiliki unsur-unsur karakteristika musikalis sekaligus fisikal yang layak disebut sebagai irama maupun nada yang bahkan tampil secara teratur dan beraturan.

Para kosmolog juga masih belum bisa membuktikan kebenaran teori musik alam semesta Pythagoras.

Namun sekaligus juga belum bisa membuktikan ketidak-benaran pemikiran mahapemikir Yunani kuno yang telah menghadirkan apa yang disebutnya sebagai musica universalis yang juga mengandung berbagai pemikiran musik terkait fisika termasuk teori interval terkait pembagian panjang dawai yang menjadi dasar teknologi dawai pianoforte.

Sementara Die sogennante Obertonreihe memersatukan musik dengan matematika dan fisika maupun neurosains.

Terlepas dari pembuktian kebenaran musica universalis jelas bahwa musik dan matematika serta fisika maupun kosmologi memiliki keterkaitan dengan pemikiran Pythagoras terlepas dari fakta kenihilan warisan pemikiran berupa tulisan dari Pythagoras sendiri.

Sama halnya meski Jesus Kristus de facto tidak mewariskan tulisan, namun juga de facto jelas bahwa Jesus Kristus melalui tulisan rasul-rasulnya seperti Lukas, Markus, Matius dan Yahya mewariskan kearifan ajaran kasih sayang yang sangat saya kagumi dan hormati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Polisi dan Istri Brigadir RAT Beda Keterangan soal Keberadaan Korban Sebelum Tewas

Tren
Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Viral, Video Wisatawan di Curug Ciburial Bogor Kena Pungli, Pelaku Sudah Diamankan

Tren
Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Alasan Kapolri Buka Peluang Pengungkapan Kasus Meninggalnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Tren
Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Kasus KIP Kuliah, Undip: Mahasiswi Rela Mundur untuk Digantikan yang Lebih Butuh

Tren
2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

2 Cara Indonesia Lolos Olimpiade 2024 Paris

Tren
Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Timnas Indonesia Vs Irak Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Penjelasan Wakil Wali Kota Medan soal Paman Bobby Jadi Plh Sekda

Tren
Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Daftar Juara Piala Thomas dan Uber dari Masa ke Masa, Indonesia dan China Mendominasi

Tren
Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Video Viral Pria Ditusuk hingga Meninggal karena Berebut Lahan Parkir, Ini Kata Polisi

Tren
Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Ramai soal Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah, Ini Alasan KIPK Bisa Dicabut

Tren
Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Ramai Dibicarakan, Apa Itu KIP Kuliah? Berikut Syarat, Keunggulan, dan Jangka Waktunya

Tren
Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Terungkap, Begini Kronologi Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang

Tren
Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Buku-buku Kuno Memiliki Racun dan Berbahaya jika Disentuh, Kok Bisa?

Tren
Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Kronologi Kericuhan yang Diduga Libatkan Suporter Sepak Bola di Stasiun Manggarai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com