Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Asal Mula Tradisi Berbagi Angpao Saat Lebaran

Kompas.com - 12/04/2022, 06:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Selain bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan, perayaan Idul Fitri juga lekat dengan tradisi berbagi angpao Lebaran.

Lembaran uang kertas yang biasanya masih baru, dibagikan kepada sanak saudara, baik menggunakan amplop ataupun tidak.

Kegiatan ini khususnya dilakukan oleh anggota keluarga yang sudah bekerja atau berkeluarga kepada anggota keluarga lain yang masih lebih muda, misalnya sepupu, keponakan, cucu, dan sebagainya.

Namun, tidak semua keluarga menerapkan hal ini, karena memang bukan sesuatu yang harus dilakukan.

Baca juga: Catat, Ini Prediksi Puncak Arus Mudik dan Arus Balik Lebaran 2022

 

Dari mana sebenarnya tradisi ini berasal?

Sejarah angpao Lebaran

Dilansir dari Cash Matters, tradisi berbagi uang Lebaran berasal dari Abad Pertengahan.

Kekhalifahan Fatimiyah di Afrika Utara mulai membagikan uang, pakaian, atau permen kepada anak-anak muda dan masyarakat pada umumnya saat hari pertama Idul Fitri.

Kemudian, pada akhir era Ottoman atau sekitar lima abad kemudian, kegiatan bagi-bagi di hari Lebaran itu kemudian mengalami perubahan, hanya dalam bentuk uang tunai dan dibagikan hanya dalam lingkup keluarga.

Tradisi inilah yang bertahan hingga hari ini.

Baca juga: Menaker Terbitkan SE Pelaksanaan THR, Berikut Kriteria, Besaran, dan Waktu Pencairannya

Apa tujuan pemberian uang Lebaran?

Ternyata, selain merupakan tradisi, kegiatan bagi-bagi uang tunai di Hari Raya merupakan satu hal yang mengandung nilai atau makna tersendiri.

Berikut adalah 3 di antaranya:

1. Mengelola keuangan pribadi

Fatah, warga Kelurahan Sukorejo, menunggu lapak jasa penukaran uang angpao di Jalan Merdeka, Kota Blitar, Selasa (27/4/2021)KOMPAS.COM/ASIP HASANI Fatah, warga Kelurahan Sukorejo, menunggu lapak jasa penukaran uang angpao di Jalan Merdeka, Kota Blitar, Selasa (27/4/2021)

Dikutip dari The National News, orang dewasa memberikan sejumlah uang tunai di hari Lebaran kepada anak-anak atau saudara yang belum memiliki penghasilan, dimaksudkan agar mereka belajar mengelola uang dan menabung untuk masa depan.

Meskipun saat ini banyak juga hadiah Lebaran yang tak lagi berupa uang tunai, namun berupa gadget seperti ponsel, game console, dan sebagainya.

Hal itu disampaikan oleh asisten profesor Ilmu Politik di Departemen Studi Internasional American University of Sharjah, Sammy Badran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com