Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Hong Kong Klaim Alat Deteksi Dini Autisme via Pemindai Retina

Kompas.com - 15/03/2021, 17:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang ilmuwan asal Hong Kong mengembangkan metode pemindai retina yang diklaim dapat mendeteksi autisme dini atau risiko autisme.

Tes menggunakan alat ini bisa dilakukan pada anak-anak usia enam tahun. 

Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), teknologi tersebut diharapkan dapat dikomersilkan tahun ini.

Baca juga: Pelihara Kucing Ternyata Obat bagi Anak Penyandang Autisme

Deteksi risiko autisme

Seorang profesor di Chinese University of Hong Kong Benny Zee mengatakan, pemindai mata retina dapat membantu meningkatkan deteksi dini dan hasil pengobatan untuk anak-anak.

"Pentingnya memulai intervensi dini adalah mereka masih tumbuh dan berkembang. Jadi peluang suksesnya lebih besar," kata Zee, dikutip dari Reuters, Senin (15/3/2021).

Metodenya adalah menggunakan kamera resolusi tinggi dengan software komputer baru yang menganalisis kombinasi berbagai faktor, termasuk lapisan serat dan pembuluh darah di mata.

Teknologi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko autisme dan memasukkan mereka ke dalam program pengobatan lebih cepat.

Hasil uji coba

Sebanyak 70 anak diuji menggunakan teknologi ini, 46 di antaranya dengan autisme dan 24 kelompok kontrol.

Teknologi tersebut mampu mengidentifikasi anak-anak dengan autisme hingga 95,7 persen. Usia rata-rata yang diuji adalah 13 tahun, dengan yang termuda enam tahun.

Temuan Zee telah dipublikasikan di jurnal medis EClinical Medicine.

Spesialis autisme menyambut pun baik temuan tersebut.

Baca juga: Penyebab Autisme dan Faktor Risikonya

Namun, masih ada stigma yang besar dengan orang tua enggan percaya bahwa anak-anak mereka memiliki autisme, bahkan ketika sudah ada tanda-tanda jelas.

"Seringkali orang tua awalnya akan menyangkal," kata Dr Caleb Knight yang menjalankan pusat terapi autisme.

"Jika Anda menjalani tes medis atau penanda biologis seperti ini, mungkin akan memudahkan orang tua untuk tidak menyangkal dalam waktu yang lebih lama. Oleh karena itu anak akan mendapatkan perawatan lebih cepat," sambungnya.

Baca juga: Kenali Gejala Autisme Pada Anak

Data WHO

Di Hong Kong, anak-anak dengan autisme harus menunggu sekitar 80 minggu untuk menemui spesialis di sektor medis publik.

Berdasarkan data WHO, satu dari 160 anak di seluruh dunia mengidap autisme pada 2019.

Berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan selama 50 tahun terakhir, prevalensi autisme tampaknya meningkat secara global.

Baca juga: Putrinya Idap Autisme, Lucy Wiryono Sebut Anak adalah Guru Terbaik

Ada banyak kemungkinan penjelasan untuk peningkatan nyata ini, termasuk peningkatan kesadaran, perluasan kriteria diagnostik, alat diagnostik yang lebih baik, dan pelaporan yang lebih baik.

Autisme umumnya dimulai pada masa kanak-kanak dan cenderung berlanjut hingga remaja dan dewasa. Dalam kebanyakan kasus, kondisinya terlihat jelas selama 5 tahun pertama kehidupan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

Tren
Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Minum Apa Biar Tekanan Darah Tinggi Turun? Berikut 5 Daftarnya

Tren
Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Bagaimana Cara Menurunkan Berat Badan dengan Minum Kopi? Simak 4 Tips Berikut

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 9-10 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 8-9 Juni | Perjalanan Kasus Akseyna UI

Tren
23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com