Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisionernya Ditangkap KPK, KPU Dinilai Perlu "Whistleblower System"

Kompas.com - 10/01/2020, 06:43 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Komisioner Komisi Pemilihan Umum Wahyu Setiawan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT), Rabu (8/1/2020).

Wahyu ditangkap karena diduga terkait kasus penyuapan.

Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz mengatakan, tertangkapnya Wahyu Setiawan oleh KPK bisa menjadi peringatan bagi pejabat publik lainnya, termasuk KPU.

Donal mengatakan, kasus ini menjadi tantangan bagi KPU untuk menjaga integritasnya menjelang Pilkada Serentak 2020.

Dia berharap, apa yang terjadi pada komisioner KPU, Wahyu Setiawan, tidak terjadi di KPU kabupaten/kota.

"Seharusnya untuk merespon cepat kondisi ini KPU RI harus memberikan instruksi kepada daerah agar menjaga integritas," ujar Donal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/1/2020).

Baca juga: Komisioner KPU Diundang KPK Ikut dalam Konferensi Pers OTT Wahyu Setiawan

Perlu whistleblower system

Menurut Donal, untuk jangka panjang, KPU perlu membuat sistem kontrol di internal lembaganya.

Kontrol itu bisa dilakukan dengan menggunakan mekanisme whistleblower system (WBS) di internal KPU.

Tujuannya, agar di antara penyelenggara pemilu itu bisa saling melakukan pengawasan. 

Donal menyebutkan, whistleblower system adalah mekanisme penyampaian pengaduan dugaan tindak pidana korupsi yang telah terjadi atau akan terjadi.

Ia menjelaskan, KPU bisa bekerja sama dengan KPK membentuk whistleblower system agar para pegawai  KPU bisa melapor kepada KPK secara anonim.

Baca juga: KPK Dalami Sumber Dana Suap Komisioner KPU Wahyu Setiawan

"Dengan whistleblower system, bisa menjadi bagian dari pencegahan dan internal kontrol terhadap perilaku-perilaku menyimpang yang akan dilakukan oleh KPU itu sendiri. Baik pada tahap KPU kabupaten/kota, provinsi, hingga RI," kata Donal.

Dia mengatakan, hal ini sudah diterapkan di Kementerian Keuangan yang membentuk whistleblower system di Direktorat Jenderal Pajak.

"Menurut saya strategis kalau KPU punya sistem WBS tersebut, karena kan enggak mungkin KPU RI mengawasi KPU di kabupaten kota atau provinsi yang ada di seluruh Indonesia, terlalu luas," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Daftar Terbaru Kereta Ekonomi New Generation dan Stainless Steel New Generation, Terbaru KA Lodaya

Tren
Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Daftar Sekolah Kedinasan yang Buka Pendaftaran pada Mei 2024, Lulus Bisa Jadi PNS

Tren
Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Sering Dikira Sama, Apa Perbedaan Psikolog dan Psikiater?

Tren
Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com