Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Ton Disebar, Bagaimana Kulit Kerang Hijau Bisa Jernihkan Teluk Jakarta?

Kompas.com - 07/10/2019, 12:23 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak tiga ton kulit kerang hijau ditebar di Perairan Ancol, Jakarta Utara, untuk menjernihkan kembali perairan Teluk Jakarta melalui kegiatan Restorasi Kerang Hijau.

Kegiatan Restorasi Kerang Hijau dilakukan untuk menjernihkan kembali perairan Teluk Jakarta.

Melansir pemberitaan Kompas.com, Minggu (6/10/2019), tiga ton kulit kerang ditebar di Perairan Ancol, Jakarta Utara.

Program ini bagian dari program konservasi Ancol yang telah dilakukan sejak 2018 untuk mengembalikan keanekaragaman hayati Perairan Teluk Jakarta.

Baca juga: 3 Ton Kulit Kerang Hijau Ditebar di Ancol untuk Jernihkan Teluk Jakarta

Apa saja yang terkandung dalam kulit kerang hijau sehingga dianggap bisa jernihkan Teluk Jakarta?

Kulit kerang hijau mengandung kitosan

Penjernihan air sebenarnya dapat dilakukan dengan beragam metode. Salah satunya melalui proses koagulasi.

Proses koagulasi berperan menurunkan kekeruhan dalam air.

Cangkang kerang hijau digunakan untuk membuat kitosan sebagai koagulan.

Kitosan dapat dijadikan sebagai koagulan penjernih air untuk menghilangkan kekeruhan dan material organik pada pengolahan air. Sedangkan koagulan sendiri adalah bahan yang ditambahkan ke dalam air yang bertujuan untuk menjernihkan air.

Ada dua jenis koagulan yang dapat digunakan untuk menjernihkan air, yaitu koagulan sintetis dan koagulan alam.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Al-Kimia Universitas Islam UIN Alauddin, Makassar, tahun 2017, penggunaan koagulan sintetik sudah umum digunakan untuk kehidupan sehari-hari seperti tawas dan poli alumunium klorida (PAC).

Baca juga: Kerang Hijau Senjata Alami Jernihkan Teluk Jakarta

Akan tetapi, penggunaan koagulan tersebut tidak ramah lingkungan karena tidak mudah terbiodegradasi.

Oleh karena itu, diperlukan koagulan alam yang lebih ramah lingkungan, dapat diperbaharui, dan mudah terbiodegradasi.

Kulit kerang hijau mengandung kitosan yang merupakan turunan dari kitin dan dapat digunakan sebagai koagulan alam.

Melansir penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung pada April 2013, kitosan cangkang kerang hijau memiliki kandungan air yang rendah dan derajat deasetilasi yang besar.

Hasil tersebut menyebabkan proses koagulasi cenderung berjalan lebih efektif.

Kondisi ini menunjukkan bahwa pemanfaatan kulit kerang hijau memang dapat dilakukan dalam proses penjernihan air dan penyisihan polutan.

Pemanfaatan kulit kerang hijau ini juga dapat menanggulangi masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan, terutama mengingat limbah cangkang kerang hijau yang sangat melimpah keberadaannya di Indonesia.

Selain itu, pemanfaatan tersebut juga dapat menanggulangi masalah lain dari limbah seperti masalah bau yang dikeluarkan serta estetika lingkungan yang kurang bagus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Apa Itu Vaksin? Berikut Fungsi dan Cara Kerjanya di Dalam Tubuh Manusia

Tren
Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com