KOMPAS.com - Sang peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Greysia Polii pensiun dari bulu tangkis. Dalam acara Testimonial Day yang digelar untuk dirinya, Greysia menegaskan bahwa darah yang mengalir dalam dirinya adalah bulu tangkis.
Acara perpisahan Greysia Polii yang bertajuk Testimonial Day digelar di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pada Minggu (12/6/2022).
Dalam kesempatan tersebut, Greysia resmi menyatakan pensiun dari bulu tangkis. Testimonial Day kali ini pun menjadi persembahan terakhir Greysia untuk bulu tangkis Indonesia.
Greysia Polii yang lahir di Jakarta pada 11 Agustus 1987 mengakhiri kiprah selama 30 tahun di dunia bulu tangkis.
Pebulu tangkis ganda putri peraih medali emas Asian Games Incheon 2014 dan Olimpiade Tokyo 2020 itu juga mengakhiri pengabdian selama 19 tahun di Pelatnas PBSI Cipayung.
Baca juga: Profil Greysia Polii: Peraih Emas Olimpiade Tokyo, Pantang Menyerah demi Merah Putih
Menggeluti dunia tepok bulu selama tiga dekade, Greysia Polii adalah sosok atlet yang tangguh di dalam dan luar lapangan.
Greysia pernah terpuruk di Olimpiade London 2012. Ia berhasil bangkit, lalu mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi ketika meraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 bersama Apriyani Rahayu.
"Perjalanan yang panjang," kata Greysia Polii menggambarkan kiprahnya di dunia bulu tangkis, dikutip dari siaran pers PBSI.
"Dibutuhkan 30 tahun untuk mencapai semua apa yang dicita-citakan dari kecil dan itu tidak terlepas dari dukungan masyarakat Indonesia, keluarga, dukungan teman-teman yang ada di sini."
"Saya merasa kadang tidak pantas berada di sini, tapi saya benar-benar berterima kasih dan saya mengucapkan syukur kepada Tuhan atas semua yang diberikan," ucap Greysia.
Baca juga: Penonton Terhanyut Saat Raisa Buka Acara Perpisahan Greysia Polli
Dedikasi seorang Greysia Polii kepada bulu tangkis memang begitu tinggi. Ia mangatakan, hampir seluruh hidupnya adalah bulu tangkis.
"Seperti yang Pak Menteri Zainudin (Amali) bilang bahwa darah saya adalah bulu tangkis. Saya hanya hidup lima tahun tidak bulu tangkis, 30 tahun itu bulu tangkis," kata istri Felix Djimin tersebut.
Greysia menambahkan, Istora Senayan yang menjadi arena perpisahan dirinya adalah tempat yang juga sangat spesial.
Salah satu momen yang sangat membekas bagi Greysia Polii adalah ketika ia ikut membantu tim putri Indonesia mencapai final Piala Uber 2008.
"Bagi saya, tempat ini begitu memorable. Pada 14 tahun silam, tim putri Incheon yang tidak dipandang malah bisa maju ke final Piala Uber 2008," kenang Greysia.