LONDON, KOMPAS.com - Asosiasi Tenis Wanita (WTA) menangguhkan turnamen yang akan digelar di China.
Kebijakan ini diambil lantaran adanya kekhawatiran atas perlakuan terhadap mantan petenis ganda putri dunia Peng Shuai dan keselamatan pemain.
Keputusan yang disambut baik oleh banyak pemain dan mantan pemain ini sejatinya dapat merugikan WTA dari segi hak siar dan penonton.
Baca juga: Meski Peng Shuai Sudah Muncul Lagi, WTA Masih Khawatir dengan Kondisinya
Peng Shuai menjadi perhatian internasional lantaran hampir tiga pekan absen di depan umum.
Peng Shuai pada awal November 2021 memosting pesan di media sosial yang menyebutkan mantan wakil perdana menteri China, Zhang Gaoli melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Kepala Eksekutif WTA Steve Simon mengatakan pihaknya tak bisa meminta atlet berlaga di China sementara Peng Shuai tak mendapatkan izin berkomunikasi secara bebas.
"Saya melihat, tampaknya Peng Shuai telah ditekan untuk membantah tuduhan pelecehan seksual itu," ujar Steve SImon.
Steve Simon juga menyebut bahwa pihaknya menghadapi risiko jika pemain dan staf mengadakan acara di China pada 2022.
China akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2022 pada Februari mendatang.
Sementara itu, kelompok hak asasi manusia (HAM) global menyerukan aksi boikot olimpiade itu atas dasar catatan HAM di China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.