INNSBRUCK, KOMPAS.com - Format terbaru babak final Piala Davis yang menggantikan sistem kandang-tandang sudah teruji di Madrid pada pergelaran 2019.
Format terbaru itu menempatkan babak final di satu perhelatan dengan penyelenggaraan pada satu atau beberapa tuan rumah.
Final di Madrid pada 2019 yang dimenangi Spanyol dianggap sebagai final sukses.
Baca juga: Pekan Depan, Ada Keputusan Tuan Rumah Piala Davis 2022
Pasalnya, ada beberapa pertandingan berkualitas tinggi.
Kendati demikian, format satu atau beberapa lokasi laga itu tetap punya masalah dengan waktu yang molor.
"Waktu pemulihan bagi pemain menjadi kurang di akhir musim yang panjang," kata salah satu kritik terhadap format tersebut.
Pada bagian selanjutnya, kritik muncul berkenaan dengan kehadiran penonton.
Di tiga lapangan lokasi pertandingan yakni Caja Magica, jumlah penonton terbilang sedikit.
"Penonton yang ramai menjadi ciri khas pertandingan Piala Davis," lagi-lagi bunyi kritik tersebut.
Selanjutnya, kapten tim Jerman Michael Kohlamnn mempunyai pandangan sendiri mengenai format final Piala Davis di satu atau beberapa lokasi.
Ia berkaca pada pelaksanaan format anyar tersebut di Madrid pada 2019.
"Di Madrid, laga-laga menjadi istimewa tapi penonton sedikit," ucap Michael Kohlamnn.
Menurut Kohlamnn, format baru memang harus mendapat kesempatan untuk penerapannya.
"Tapi saya tidak berpikir bahwa para penggemar akan keliling dunia setiap tahun," katanya.
"Ingat, tenis tidak seperti sepak bola," katanya mengingatkan.