JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XX Papua 2021 Suwarno memastikan bahwa pergerakan atlet memang terbatas.
Suwarno menjelaskan bahwa perhelatan PON XX Papua 2021 menerapkan sistem protokol kesehatan melalui sistem gelembung atau bubble.
Baca juga: Pentingnya Bubble pada PON XX Papua 2021
"Mereka yang melakukan kegiatan lain di luar yang sudah dijadwalkan akan mendapat sanksi berat," kata Suwarno menegaskan.
Sistem gelembung, kata Suwarno, membatasi gerak semua agar hanya beraktivitas sesuai kegiatan PON saja.
"Upaya ini untuk meminimalisasikan penyebaran virus Covid-19," kata Suwarno sembari menegaskan bahwa sistem gelembung memang membuat pergerakan altet terbatas.
Suwarno mengatakan atlet hanya diperkenankan bergerak dari penginapan ke tempat pertandingan.
"Pergerakan lain yang diizinkan adalah dari tempat pertandingan kembali ke penginapan," ucap Suwarno.
Ia pun mengingatkan kembali protokol kesehatan, khususnya untuk para atlet.
"Akan ada sanksi bagi pelanggaran," ujarnya pada pertemuan virtual, Selasa (5/10/2021).
Pertemuan itu bertajuk "Kesiapan PON XX Papua, Terapkan Protokol Kesehatan".
Atlet yang mengeluh sakit wajib melakukan tes usap antigen.
Apabila hasil tes itu negatif, atlet bersangkutan mesti menjalani tes usap PCR.
"Bila hasil PCR menunjukkan positif, kami akan melakukan isolasi pada atlet itu dan kami akan melakukan tracing," ujar Suwarno.
Suwarno mengingatkan atlet pada cabang olahraga yang berkontak fisik antarpemain, harus melakukan tes usap antigen sebelum pertandingan.
Suwarno memberi contoh atlet pada cabang gulat, tinju, dan wushu, misalnya, wajib melakukan tes usap antigen sebelum berlaga satu hari sebelum pertandingan atau H-1.