Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya "Bubble" pada PON XX Papua 2021

Kompas.com - 05/10/2021, 22:31 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) PON XX Papua 2021 Suwarno mengatakan penerapan sistem bubble adalah hal penting.

Sistem bubble atau gelembung, kata Suwarno, membatasi gerak semua agar hanya beraktivitas sesuai kegiatan PON saja.

Ketua DPD RI, AA La Nyala Mahmud Mattalitti menyalami atlet panahan Jatim seusai bertanding di PON XX Papua 2021 di Kingmi Kampung Harapan Kabupaten Jayapura, Selasa (5/10/2021) siang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Ketua DPD RI, AA La Nyala Mahmud Mattalitti menyalami atlet panahan Jatim seusai bertanding di PON XX Papua 2021 di Kingmi Kampung Harapan Kabupaten Jayapura, Selasa (5/10/2021) siang.

Baca juga: PON XX Papua 2021, Lagi tentang Protokol Kesehatan untuk Atlet

"Upaya ini untuk meminimalisasikan penyebaran virus Covid-19," kata Suwarno.

Ia juga mengingatkan kembali protokol kesehatan, khususnya untuk para atlet.

Pertandingan Binaraga Kelas 70 Kilogram PON XX Papua di Auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, Senin (4/10/2021)Dok Humas PB PON Papua Pertandingan Binaraga Kelas 70 Kilogram PON XX Papua di Auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, Senin (4/10/2021)

"Akan ada sanksi bagi pelanggaran," ujarnya pada pertemuan virtual, Selasa (5/10/2021).

Pertemuan itu bertajuk "Kesiapan PON XX Papua, Terapkan Protokol Kesehatan".

Ilustrasi tes swab Covid-19.(SHUTTERSTOCK/Cryptographer) Ilustrasi tes swab Covid-19.

Suwarno menjelaskan bahwa perhelatan PON XX Papua 2021 menerapkan sistem protokol kesehatan melalui sistem gelembung atau bubble.

"Mereka yang melakukan kegiatan lain di luar yang sudah dijadwalkan akan mendapat sanksi berat," kata Suwarno menegaskan.

Judoka andalan Bali, I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara, merayakan keberhasilan meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.Dok. Pribadi Gusty Aji Judoka andalan Bali, I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara, merayakan keberhasilan meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

Suwarno mengatakan atlet hanya diperkenankan bergerak dari penginapan ke tempat pertandingan.

"Pergerakan lain yang diizinkan adalah dari tempat pertandingan kembali ke penginapan," ucap Suwarno.

Pertandingan Binaraga Kelas 70 Kilogram PON XX Papua di Auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, Senin (4/10/2021)Dok Humas PB PON Papua Pertandingan Binaraga Kelas 70 Kilogram PON XX Papua di Auditorium Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua, Senin (4/10/2021)

Atlet yang mengeluh sakit wajib melakukan tes usap antigen.

Apabila hasil tes itu negatif, atlet bersangkutan mesti menjalani tes usap PCR.

Pemain Jawa Timur (kanan) mencetak gol ke gawang Sumatera Utara (kiri) saat babak penyisihan grup B PON XX Papua 2021 yang berakhir dengan skor 2-0 di Stadion Mahacandra Kota Jayapura, Senin (4/10/2021) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Pemain Jawa Timur (kanan) mencetak gol ke gawang Sumatera Utara (kiri) saat babak penyisihan grup B PON XX Papua 2021 yang berakhir dengan skor 2-0 di Stadion Mahacandra Kota Jayapura, Senin (4/10/2021) sore.

"Bila hasil PCR menunjukkan positif, kami akan melakukan isolasi pada atlet itu dan kami akan melakukan tracing," ujar Suwarno.

Suwarno mengingatkan atlet pada cabang olahraga yang berkontak fisik antarpemain, harus melakukan tes usap antigen sebelum pertandingan.

Renang perairan terbuka PON XX Papua 2021 dimulai Senin-Rabu (4-6 Oktober 2021) di Teluk Bos Sudarso Kota Jayapura.Dokumentasi Renang perairan terbuka PON XX Papua 2021 dimulai Senin-Rabu (4-6 Oktober 2021) di Teluk Bos Sudarso Kota Jayapura.

Suwarno memberi contoh atlet pada cabang gulat, tinju, dan wushu, misalnya, wajib melakukan tes usap antigen sebelum berlaga satu hari sebelum pertandingan atau H-1.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com