TOKYO, KOMPAS.com - Penyelenggara Paralimpiade Tokyo 2020 kembali menegaskan bahwa penyelenggaraan pesta olahraga multicabang terakbar di dunia bagi atlet penyandang disabilitas berjalan dengan sehat dan aman.
Pernyataan Tokyo 2020 ini sejalan dengan fakta bahwa satu orang terkait perhelatan Paralimpiade Tokyo 2020 dirawat di rumah sakit lantaran terinfeksi virus corona.
Baca juga: Paralimpiade Tokyo 2020, Satu Orang Dirawat lantaran Terinfeksi Virus Corona
"Ini adalah kasus pertama selama perhelatan Paralimpiade Tokyo 2020," kata pernyataan Tokyo 2020, Kamis (26/8/2021).
Paralimpiade Tokyo 2020 berlangsung mulai Selasa (24/8/2021) sampai dengan Minggu (5/9/2021).
Sebelumnya, Ketua Komite Paralimpiade Internasional (IPC) Andrew Parsons menyebut salah satu kunci sukses Paralimpiade Tokyo 2020.
"Para peserta patuh menjalankan tes Covid-19," kata Parsons.
Pada pergelaran Paralimpiade Tokyo 2020, Tokyo dan Jepang pada umumnya tengah berhadapan dengan pandemi Covid-19.
Pemerintah Jepang pada Selasa (17/8/2021) membuka kembali Perkampungan Atlet Tokyo untuk menghadapi perhelatan Paralimpiade Tokyo 2020.
Paralimpiade Tokyo 2020 akan terselenggara mulai Selasa (24/8/2021) sampai dengan Minggu (5/9/2021).
"Kami masih memerangi pandemi Covid-19," kata pernyataan pemerintah Jepang.
Lantaran kebijakan itu, Paralimpiade Tokyo 2020 akan bernasib sama dengan Olimpiade Tokyo 2020.
"Paralimpiade Tokyo 2020 akan dilaksanakan tanpa penonton," kata CEO Tokyo 2020 Seiko Hashimoto.
Setidaknya, ada tiga syarat yang menjadi kewajiban selama Paralimpiade Tokyo 2020.
Pertama, para peserta wajib melaksanakan tes Covid-19 harian.
Kedua, para peserta wajib mengenakan masker.
Ketiga, para peserta wajib menjaga jarak fisik.
"Tak ada pelaksanaan acara khusus menyambut Paralimpiade Tokyo 2020," kata Seiko Hashimoto.
Hal itu berarti, kata Hashimoto lagi, para peserta harus masuk Perkampungan Atlet Tokyo dan mengikuti prosedur di lokasi itu.