Kritik Vaksinasi Atlet untuk Olimpiade Tokyo

TOKYO, KOMPAS.com - Langkah pemerintah Jepang melakukan vaksinasi untuk atletnya yang berlaga di Olimpiade dan Paralimpik Tokyo mendapat kritik.

"Langkah itu tidak cukup," kata responden pada jajak pendapat Yomiuri Shimbun, Senin (7/6/2021).

Sementara itu, sekitar 50 persen responden menyebut bahwa Olimpiade Tokyo tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

Yomiuri Shimbun mengadakan riset sekitar 50 hari sebelum perhelatan Olimpiade Tokyo yang dimulai pada 23 Juli 2021.

Sebalumnya, masih tingginya angka terpapar pandemi Covid-19 di Tokyo dan Saitama menjadi catatan terkini dari Tokyo 2020, pelaksana Olimpiade dan Paralimpik Tokyo.

Baca juga: Olimpiade Tokyo Tetap Berlangsung

Bisa disebut, Covid-19 masih menebar ancaman bagi Tokyo dan Saitama.

Prefektur Saitama merupakan bagian Tokyo Raya.

Kota ini adalah penyangga Tokyo, ibu kota Jepang selain Chiba, Ibaraki, dan Gunma.

Dari total 3500 relawan kota yang mengundurkan diri, sementara itu, Prefektur Miyagi ada di urutan kedua.

Prefektur Miyagi di timur Jepang berpopulasi sekitar 2,5 juta jiwa.

Ibu kota Miyagi adalah Sendai.

Dok. NOC Indonesia Peselancar Indonesia, Rio Waida, menjadi wakil ke-20 Indonesia yang lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

Sementara, Stadion Miyagi, timur laut Sendai, akan menjadi tempat pertandingan cabang sepak bola.

Prefektur Chiba menjadi prefektur terbanyak kehilangan relawan kota Olimpiade Tokyo.

Mundurnya para relawan berkait dengan pembatalan delegasi asing yang tak jadi menetap sementara lataran pandemi Covid-19 yang masih melanda Jepang.

"Ada sekitar 11 prefektur yang batal menjadi tuan rumah," kata warta NHK pada Senin (7/6/2021).

KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi vaksinasi covid-19.