Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Liem Swie King, Si Raja Smash Pengoleksi Tiga Gelar All England

Kompas.com - 16/03/2021, 13:45 WIB
Ervan Yudhi Tri Atmoko

Penulis

Sumber PB Djarum

KOMPAS.com - Liem Swie King merupakan salah satu pebulu tangkis tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Pria kelahiran Kudus itu berhasil meraih berbagai gelar bergengsi termasuk tiga kali menjuarai All England.

Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 28 Februari 1956. Di Kota Kretek itulah kiprah bulu tangkis sang legenda dimulai.

Mengutip laman resmi PB Djarum, King menjadi bagian dari atlet generasi pertama yang mendapatkan beasiswa PB Djarum pada era 1960-an.

Sejak muda, King sudah rajin berlatih. Lintasan menanjak di daerah Colo dan Kaliyitno, Kudus, menjadi medan latihan King.

Gelar pertama yang diraih Liem Swie King adalah trofi juara pertama se-Jawa Tengah pada 1972. Setahun kemudian, ia sukses meraih medali emas Pekan Olahraga Nasional (PON) VIII pada usia 17 tahun.

Prestasi gemilang King itu pun membuatnya mendapat panggilan masuk Pelatnas pada akhir 1973.

Baca juga: Profil Rudy Hartono, Legenda Bulu Tangkis Indonesia yang Merajai All England

Prestasi gemilang di All England

Ketika masih duduk di bangku SMA pada 1974, Liem Swie King menorehkan prestasi dengan menjuarai Kejuaraan Nasional (Kejurnas). Pada tahun yang sama, ia tampil pada turnamen bulu tangkis bergengsi All England.

Pada All England 1974, King mampu menembus perempat final. Ketika itu, langkahnya dihentikan oleh tunggal putra Denmark, Svend Pri.

Keberhasilan menembus perempat final All England 1974 seolah menjadi awal prestasi gemilang seorang Liem Swie King.

Setelah dua kali gagal menjadi juara pada 1976 dan 1977, King akhirnya bisa menjadi juara pada 1978 dan 1979. Sempat kehilangan gelar pada 1980, King kembali menjadi juara pada 1981.

Adapun pada periode 1976 hingga 1981, Liem Swie King membukukan rekor selalu bisa masuk final All England.

Salah satu kiprah King di ajang All England yang membuatnya menjadi buah bibir adalah pada 1976. King yang waktu itu masih berusia 20 tahun sukses menembus final dan menantang Rudy Hartono. Namun, King kalah seniornya itu.

Baca juga: 3 Teknik Dasar Servis Bulu Tangkis, Termasuk Flick Service ala Kevin Sanjaya

Dijuluki Si Raja Smash

Pada masa jayanya, julukan King of Smash alias Si Raja Smash tersemat pada Liem Swie King. Julukan ini muncul lantaran gaya mainnya yang cepat, berani, dan memiliki smash dahsyat.

Jumping smash King memang begitu ikonik, bahkan diakui sebagai pukulan paling agresif di bulu tangkis. Dalam melakukan aksinya, King akan melakukan lompatan vertikal lalu memukul shuttlecock dengan smash-nya yang penuh tenaga.

Smash andalan King itu akan membuat shuttlecock meluncur dan menukik tajam sehingga menyulitkan lawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewa United U17 Juara Tranmere Rovers Goes to Bandung 2024, Dua Pemain ke Inggris

Dewa United U17 Juara Tranmere Rovers Goes to Bandung 2024, Dua Pemain ke Inggris

Liga Indonesia
Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024, Balapan Pukul 19.00 WIB

Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024, Balapan Pukul 19.00 WIB

Motogp
Maarten Paes 'Kelas', Menangi Derbi bersama FC Dallas

Maarten Paes "Kelas", Menangi Derbi bersama FC Dallas

Liga Lain
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024, Indonesia Akui Keunggulan Korea Utara 0-9

Timnas Indonesia
Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Presiden Perancis Minta Real Madrid Izinkan Mbappe Main di Olimpiade

Internasional
Como Merangkak dari Serie D ke Serie A, Simbol Tim Menangis Dipeluk Henry

Como Merangkak dari Serie D ke Serie A, Simbol Tim Menangis Dipeluk Henry

Liga Italia
Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Starting Grid dan Link Live Streaming MotoGP Perancis 2024

Motogp
Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Man United Vs Arsenal: The Gunners Jago Bertahan, Tajam Menyerang

Liga Inggris
Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Milan Menyayat bak Pisau, Kecerdasan Gelandang Berdarah Indonesia

Liga Italia
Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Championship Series Liga 1, Momentum Tepat Penerapan VAR di Indonesia

Liga Indonesia
Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Man United Vs Arsenal: Arteta Sebut Ten Hag Luar Biasa, Cuma Butuh Waktu

Liga Inggris
Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Ketika Jersey Milan Dihiasi Nama Indonesia, Tanda Cinta untuk Mama...

Liga Italia
Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Montreal Vs Inter Miami 2-3, Messi Dibuat Kesal Regulasi Baru MLS

Liga Lain
Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Borneo FC Bidik Championship Series Liga 1 untuk Kawinkan Gelar

Liga Indonesia
VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

VAR Siap di Championship Series, Apresiasi demi Fair Play

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com