Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medhi Benatia: Guardiola Pelatih Hebat, tapi Tak Ramah kepada Pemain

Kompas.com - 18/04/2020, 09:40 WIB
Ervan Yudhi Tri Atmoko

Penulis

Sumber AS

KOMPAS.com - Josep "Pep" Guardiola diakui sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia saat ini. Juru taktik asal Spanyol itu selalu bisa membawa klub yang ia latih meraih berbagai gelar juara.

Ketika membesut Barcelona, Pep Guardiola sukses mengantarkan raksasa La Liga Spanyol itu meraih total 14 trofi, termasuk tiga gelar La Liga dan dua Liga Champions.

Kemudian bersama Bayern Muenchen, Guardiola berhasil mempersembahkan tiga gelar juara Bundesliga Jerman, dua DFB Pokal, serta satu Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.

Di klub yang ia latih saat ini, yaitu Manchester City, Guardiola sudah mengoleksi delapan gelar, termasuk menjuarai Premier League dua musim beruntun pada 2017-2018 dan 2018-2019.

Baca juga: Xavi Cocok Latih Barcelona, tetapi Sulit untuk Samai Level Guardiola

Meski dikenal pandai meramu taktik, Guardiola nyatanya bukanlah sosok pelatih sempurna di mata pemainnya.

Medhi Benatia yang pernah dilatih Guardiola sewaktu di Bayern Muenchen menyebut pria kelahiran Santpedor itu merupakan tipe pelatih yang tidak terlalu ramah kepada pemain.

Benatia pun mengaku tidak terkesan terhadap cara Guardiola membangun relasi dengan para pemainnya.

"Secara taktik, Guardiola adalah pelatih terbaik di dunia. Saya tidak melihat ada yang lebih baik darinya," ungkap Benatia seperti dikutip dari AS.

"Namun, saya tidak menyukai cara dia membangun hubungan dengan para pemain. Dari sudut pandang saya, itu membuat saya gila," imbuh bek tengah yang kini membela Al Duhail tersebut.

Benatia yang bergabung dengan Bayern Muenchen pada 2014 menceritakan bahwa kariernya di Jerman tidak berjalan mulus.

Baca juga: Reuni Eks Juventus, Medhi Benatia Sambut Mandzukic di Al Duhail

Gangguan cedera membuat pemain asal Maroko itu gagal menunjukkan performa terbaik bersama Bayern.

"Awalnya, saya bermain dengan cukup baik. Saya adalah bek dengan bayaran tertinggi dalam sejarah Bundesliga. Sebelumnya, saya juga terpilih sebagai bek terbaik di Serie A," tutur Benatia.

"Alasan saya bergabung dengan Bayern adalah karena mereka memilih saya, yaitu Guardiola dan (Karl-Heinz) Rummenigge," sambung eks pemain AS Roma tersebut.

"Sayangnya, gangguan cedera sangat berpengaruh kepada permainan saya. Sejujurnya, saat itu saya sangat merindukan Italia," imbuh dia.

Baca juga: Thomas Mueller Nyaris Tinggalkan Bayern Muenchen Gara-gara Niko Kovac

"Saya tidak beradaptasi dengan baik di sana. Setelah musim kedua, saya melakukan apa saja agar bisa kembali ke Italia," kata Benatia menegaskan.

Benatia hanya bertahan dua musim di Bayern Muenchen. Ia lalu dipinjamkan ke Juventus pada musim panas 2016.

Setelah dua setengah musim membela Juventus, Benatia memutuskan hijrah ke klub Liga Qatar, Al Duhail.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com