KOMPAS.com - Asosiasi Pesepak Bola Profesional Internasional (FIFPro) khawatir dengan kondisi pemain di tengah karantina mandiri selama pandemi virus corona atau Covid-19.
FIFPro menyebut kondisi karantina membuat para pesepak bola rentan bermasalah dalam kesehatan mental.
Terbaru, kasus bek kanan Manchester City, Kyle Walker, yang menggelar pesta seks guna mengusir rasa bosan ketika isolasi mandiri.
Kasus tersebut dianggap sebagai pelarian bagi seorang pesepak bola ketika mengalami gangguan kesehatan mental.
Baca juga: Kyle Walker Sewa PSK, Tanda Mental Atlet Mulai Terganggu?
"Kesehatan mental harus jadi perhatian besar," kata Sekjen FIFPro, Jonas Baer-Hoffman, dalam wawancara dengan Reuters.
"Berdasarkan studi kami beberapa tahun terakhir, ada ancaman kesehatan mentar yang lebih besa bagi pesepak bola dibanding orang kebanyakan," kata dia.
Sebab, lanjut Baer-Hoffman, pemain sepak bola biasanya berada dalam situasi bertensi tinggi dan kondisi saat ini membuat mereka lebih buruk.
"Ada banyak pemain muda yang sendirian, jauh dari kampung halaman, tanpa dukungan keluarga," ungkap dia.
Baca juga: Mantra Juergen Klopp Buat Naby Keita Berkembang di Liverpool
"Tidak sedikit yang cuna punya kontrak berdurasi satu tahun saja," ungkap dia.
Hal tersebut semakin membuat pemain merasa tertekan akan masa depannya. Terlebih kompetisi hingga saat ini masih belum menunjukkan kepastian.
Selain itu, sang atlet juga harus menjadi "korban" pandemi virus corona karena mendapat pemotongan gaji.
"Itu semua menumpuk keresahan yang besar apakah mereka bisa menerima pendapatan setimpal pada akhir musim nanti," terang Baer-Hoffman.
Berdasarkan survei FIFPro tahun 2015, sebanyak 38 persen dari pesepak bola aktif dan 35 persen dari pemain yang sudah pensiun pernah menghadapi depresi berat atau masalah kegelisahan.
Baca juga: Bagi Man United, Liverpool Batal Juara Liga Inggris adalah Berkah
FIFPro mengajak pemain sepak bola agar tetap terhubung dengan orang terdekat agar tidak merasa kesepian melalui teknologi saat ini.
Selain itu menjaga kesehatan tanpa banyak melihat berita buruk mengenai perkembangan Covid-19.
"Hindari membaca berlebihan berita mengenai Covid-19 ataupun informasi terkait media sosial, itu bisa menambahkan kekhawatiran yang tidak perlu," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.