KOMPAS.COM - Zhang Weili dan Joanna Jedrzejczyk menyajikan salah satu duel mixed martial arts terbaik sepanjang masa saat keduanya bertarung di T-Mobile Arena, Las Vegas, Nevada, pada Minggu (8/3/2020) pagi WIB.
Zhang Weili dan Joanna Jedrzejczyk bertukar serangan selama 25 menit penuh kekerasan di atas oktagon.
"Anda menyaksikan serangan teknikal luar biasa, pertukaran brawling sangat mengasyikkan, dan kekuatan luar biasa dari Jedrzejczyk untuk tidak jatuh walau lawannya berusaha menjatuhkan dia beberapa kali," tulis Bloodyelbow.com.
Baca juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia, Kalahkan Inter Milan, Juventus ke Puncak
"Kedua petarung menunjukkan kekuatan inhuman tinggi dengan menyerap pukulan begitu banyak."
Zhang Weili memenangi duel dengan split decision, kemenangan ke-21 beruntung juara UFC pertama asal China tersebut di dunia MMA.
Jedrzejczyk mendulang pujian karena ia terus bertarung walau menderita hematoma parah semenjak ronde ketiga pada duel tersebut.
Petarung yang melakukan usaha pertamanya untuk memenangkan kembali gelar di divisi tersebut sejak April 2018 ini bahkan berhasil mencatatkan lebih banyak pukulan ketimbang Zhang, 191-170.
Akan tetapi, serangan Zhang lebih berbobot dan membuat Jedrzejczyk kesulitan.
Jidat samping lima kali juara bertahan di divisi strawweight tersebut bengkak besar setelah dipukul berulang kali oleh Zhang Weil sehingga membuat mukanya hampir tak bisa dikenali.
Menurut Halodoc, hematoma merupakan "kondisi adanya darah yang tidak normal di luar pembuluh darah.
Kumpulan darah ini bisa berukuran setitik kecil, tapi bisa juga berukuran besar dan menyebabkan pembengkakan. Hematoma juga akan menyebabkan iritasi dan peradangan."
"Orang awam sering mengartikan hematoma dengan kondisi memar atau lebam. Padahal, hematoma menggambarkan kondisi yang jauh lebih serius. Sebab, penumpukan darah akibat hematoma bisa menimbulkan bengkak."
Kendati babak belur, Jedrzejczyk masih dapat melangsungkan interviu di dalam ring sebelum ia dilarikan ke rumah sakit.
"Saya merasakan semua pukulan dia. Anda bisa lihat sendiri pembengkakan di kepala saya," tutur petarung berusia 32 tahun tersebut.
"Semenjak ronde ketiga, pembengkakan ini menyulitkan saya. Kian ronde berjalan saya semakin merasakannya. Kepala saya seperti ada dan tidak ada," tuturnya lagi.