Besaran Kenaikan Subsidi Klub Liga 2 dari PT LIB Usai Naik 15 Persen

KOMPAS.com - Operator liga, PT Liga Indonesia Baru (LIB), menaikkan subsidi kepada 24 klub peserta yang berpartsisipasi di pentas Liga 2 2020.

Langkah tersebut guna membantu tim di tengah kesulitan sehingga mampu mengatsi hambatan.

Di sisi lain, kenaikan subsidi tersebut disinyalir mampu meningkatkan kesejahteraan klub.

Melansir dari Antara News, hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Utama LIB, Cucu Soemantri.

"Naiknya sekitar 15 atau 20 persen," kata Cucu Soemantri dikutip Antara News.

Baca juga: Jadwal Liga 2 2020, Laga Pembuka Persiba vs Kalteng Putra

"Namun, saya tidak bisa menyebutkan nominalnya karena sudah kesepakatan," ujar dia menambahkan.

Menurutnya, peningkatan tersebut diniai cukup signifikan untuk operasional klub.

Sementara Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja secara terus terang menyebutkan besar pengingkatan subsidi Liga 2 2020.

"Kenaikannya Rp 150 juta, jadi sekarang total subsidi Rp 1,15 miliar," terang Julius dikutip laman yang sama.

Melihat kenaikan tersebut berarti jumlah peningkatan sebesar 15 persen dari sebelumnya.

Baca juga: Kapten Persib Bandung Turun Kasta ke Klub Liga 2

"Kami mensyukuri karena kebutuhan biaya klub besar," tandas dia.

Secara persentase, jumlah tersebut tentu sangat besar dibanding kenaikan yang dialami oleh peserta klub Liga 1 2020.

Kebanyakan peserta Liga 1 mendapat kenaikan hanya 4 persen dari sebelumnya yakni dari Rp 5 miliar menjadi Rp 5,2 miliar atau naik Rp 200 juta.

"Untuk klub-klub yang cukup jauh ada tambahan lagi yang kami berikan. Tambah Rp500 juta, jadi jumlah totalnya Rp5,7 miliar," kata Cucu Soemantri pada pertemuan manajer Liga 1 2020 di Hotel Century, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

"Kondisi ini disesuaikan dengan perhitungan keuangan kami karena kami juga berusaha untuk menyelesaikan utang-utang sebelumnya," ujar dia dikutip BolaSport.

Baca juga: Kerja Keras Bawa Persigo Semeru FC Lolos ke Liga 2 Musim 2020

"Makanya tidak ada kenaikan yang cukup signifikan. Karena kalau ditingkatkan signifikan, tapi utang tidak dibayar, maka sama saja dengan sebelum-sebelumnya. Tidak ada perbaikan," tandas dia.