Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Olahraga Dapat Memengaruhi Pencernaan?

Kompas.com - 27/05/2024, 09:32 WIB
Annisa Fakhira Mulya Wahyudi,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Olahraga Anda dapat berdampak besar pada pencernaan. Dalam kasus yang jarang terjadi, efek ini bisa berbahaya, tetapi para ahli mengatakan beberapa penyesuaian dapat membantu sebagian besar dari kita tampil dan merasa lebih baik.

Bagaimana pengaruh baik dan buruk dari berolahraga untuk pencernaan?

Baca juga: Berenang Mungkin Merupakan Olahraga Terbaik yang Pernah Ada

Pengaruh baik olahraga terhadap pencernaan

Olahraga ringan memiliki dampak yang baik bagi pencernaan. 

Berjalan-jalan atau melakukan olahraga intensitas rendah saat sistem pencernaan bekerja dapat membantu melancarkan jalannya sistem itu sendiri. Seperti mengontraksikan otot perut atau dapat membantu merangsang gerak peristaltik di usus.

Bisep atau trisep adalah otot rangka, Anda dapat melenturkan atau mengontraksikan bisep secara sukarela. Sedangkan saluran pencernaan adalah otot polos.

Namun, aktivitas fisik tetap dapat mempercepat proses tersebut dengan melancarkan aliran darah dan membantu mengontraksikan serta mengendurkan otot polos yang berfungsi sebagai saluran sistem pencernaan, dikutip dari Cleveland Clinic.

Berolahraga ringan juga terkenal dapat meningkatkan kesehatan mental. Usus manusia dilapisi dengan sel-sel saraf yang berkomunikasi dengan otak dan merespons stres melalui neurotransmiter.

Banyak peneliti sekarang menganggap sindrom iritasi usus besar (IBS) sebagai gangguan interaksi usus-otak sering dipicu atau diperburuk oleh stres, kecemasan, atau depresi.

Dalam jangka panjang, olahraga membantu menjaga kesehatan usus, memungkinkan Anda menyerap nutrisi dengan lebih baik, kata Florence-Damilola Odufalu, ahli gastroenterologi di Keck School of Medicine of USC, Universitas Southern California.

Baca juga: 6 Manfaat Olahraga Angkat Beban bagi Perempuan

Pengaruh buruk olahraga terhadap pencernaan

Saat berolahraga dengan intensitas yang lebih rendah, semua sistem dapat berbagi aliran darah dan berfungsi secara efektif pada saat yang bersamaan.

Namun, saat latihan menjadi lebih intens/berat, otot, paru-paru, dan jantung memerlukan lebih banyak darah sehingga hanya menyisakan sedikit darah untuk sistem pencernaan. Hal ini membuat tubuh sulit mencerna apa pun selama berolahraga.

Saat berolahraga dengan intensitas tinggi, tubuh memproses oksigen dari napas berat untuk menghasilkan energi, atau ATP.

Dengan melakukan hal ini, tubuh juga menciptakan produk sampingan metabolisme seperti ion laktat dan hidrogen.

Selama berolahraga ringan, tubuh dapat dengan mudah membersihkan produk sampingan ini sebelum menimbulkan masalah, tetapi saat mulai memaksakan diri lebih keras, pada akhirnya tubuh tidak dapat mengimbanginya, dikutip dari Medical News Today.

Sistem pencernaan mungkin mencoba membuang produk sampingan ini dengan membuat seseorang muntah.

Itulah sebabnya mungkin bagi seseorang untuk muntah setelah lomba lari cepat yang sangat singkat, tetapi sangat intens atau merasa mual setelah latihan fisik yang sangat menantang.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Pil untuk Gantikan Olahraga, Seperti Apa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com