Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fosil Telinga Ungkap Asal Usul Mamalia Berdarah Panas

Kompas.com - 22/07/2022, 20:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum menjadi hewan berdarah panas, nenek moyang mamalia merupakan mahluk berdarah dingin.

Namun nenek moyang mamalia ini kemudian berevolusi, hanya saja waktu transisi itu masih menjadi perdebatan.

Hewan berdarah panas atau endotermik sendiri merupakan hewan yang dapat mempertahankan suhu tubuh tinggi yang konstan karena metabolismenya yang cepat.

Baca juga: Cangkang Telur Ungkap Dinosaurus Ternyata Berdarah Panas, Kok Bisa?

Sedangkan ektotermik atau berdarah dingin memiliki tingkat metabolisme yang rendah dan bergantung pada lingkungan untuk tetap hangat.

Kini dalam sebuah studi baru, peneliti menggunakan fosil saluran telinga bagian dalam untuk menunjukkan bahwa adaptasi itu terjadi sekitar 230 juta hingga 200 juta tahun yang lalu.

Langkah evolusioner menjadi berdarah panas ini menurut peneliti memungkinkan kelas hewan yang beragam tersebut untuk berkembang di banyak lingkungan di seluruh dunia.

Dikutip dari Science Alert, Jumat (22/7/2022) tim ilmuwan internasional yang dipimpin oleh ahli paleontologi University of Lisbon Ricardo Araújo telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa endotermik berasal sekitar 230 juta tahun yang lalu, selama masa Trias Akhir-zaman geologis yang menandai zaman dinosaurus.

Bukti itu tak ditemukan dalam darah, tetapi telinga bagian dalam yang membatu dari nenek moyang mamalia purba.

Telinga bagian dalam mungkin tampak seperti tempat yang tak mungkin untuk mencari petunjuk mengenai suhu tubuh.

Namun sebenarnya itu hal logis, karena suhu tubuh memengaruhi viskositas atau keenceran dari cairan yang menyebur di sekitar saluran setengah lingkiaran kecil di telingan bagian dalam.

Tugas utama dari struktur telinga bagian dalam yang berisi cairan ini adalah untuk membantu mendeteksi gerakan kepala, yang penting untuk keseimbangan, penglihatan, dan gerakan yang terkoordinasi.

"Namun dengan melihat biomekanik mereka, kami menemukan bahwa itu digunakan untuk menyimpulkan suhu tubuh," jelas Romain David, salah satu penulis studi ini.

Baca juga: Fosil Gigi Berusia 42 Juta Tahun Ungkap Mamalia Bergigi Pedang Pertama

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com