KOMPAS.com - Mandalika Grand Prix Association (MGPA) memberikan tanggapan soal aspal Sirkuit Mandalika yang dinilai tak sesuai spesifikasi.
Sirkuit Mandalika baru saja selesai menggelar rangkaian tes pramusim MotoGP 2022 yang berlangsung dari 11-13 Februari 2022.
Sekarang, sirkuit yang terletak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, itu, sudah sepi dari raungan suara motor ber-cc besar tersebut.
Marc Marquez, Fabio Quartararo, dan para pebalap lainnya sudah meninggalkan Indonesia beberapa hari lalu untuk menyambut musim 2022 yang akan bergulir mulai Maret mendatang.
Ini merupakan kali pertama sejak 1997 (di Sirkuit Sentul, Bogor), para pebalap MotoGP singgah di Indonesia untuk "kebut-kebutan" di trek balap.
Baca juga: Aspal Sirkuit Mandalika Disebut Tak Sesuai Spesifikasi, Bagaimana Kelanjutan MotoGP Indonesia?
Sejumlah kesan pun terlontar dari para pebalap setelah menjajal Sirkuit Mandalika. Ada yang memuji, tetapi tak sedikit pula yang memberi kritik serta saran yang membangun.
Mayoritas dari mereka mempermasalahkan kondisi lintasan Sirkuit Mandalika yang kotor, berdebu, dan terdapat kerikil yang beterbangan.
Sang juara dunia 2021, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha), buka suara soal kerikil di Sirkuit Mandalika.
Rider berkebangsaan Perancis itu merasakan sakit di lehernya karena terkena kerikil.
"Saya membalap di belakang Franco (Morbidelli) dan terkena kerikil. Setelah beberapa saat, leher saya mulai sakit. Bayangkan jika ada 3-4 pebalap di depan dengan jumlah lap yang banyak," ucap Quartararo.
Baca juga: Masalah Utama Sirkuit Mandalika Menurut Media Eropa: Trek Tidak Sesuai Spesifikasi
Pebalap Aprilia Aleix Espargaro bahkan mengibaratkan trek Sirkuit Mandalika sudah seperti lintasan motocross.
"Aspalnya mengelupas. Saya tidak tahu bagaimana cara mereka memperbaiki masalah ini," ujar pebalap asal Spanyol itu.
Soal kerikil di Sirkuit Mandalika, jurnalis asal Inggris, Simon Patterson, sudah menulis sebuah ulasan di situs The Race pada Senin (14/2/2022).
Patterson menyebut bahwa kerikil di Sirkuit Mandalika tak melekat cukup kuat di aspal dan bisa lepas saat dilintasi motor berkecepatan di atas 350 kilometer per jam.
Hal itu, menurut Patterson, karena material aspal yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi.