KOMPAS.com - Tak ada yang bisa memungkiri bahwa pandemi virus corona atau Covid-19 telah menyebabkan banyak kekacauan di segala sektor kehidupan di muka bumi, tak terkecuali di ajang balap roda dua paling tersohor, MotoGP.
Begitu banyak seri balap MotoGP 2020 di berbagai negara yang batal terlaksana akibat pandemi global yang disebut-sebut berawal dari China itu.
Meski menimbulkan tragedi dan duka mendalam di berbagai belahan duia, nyatanya tak semua orang merasa dirugikan dengan terjadinya pandemi covid-19.
Salah satunya adalah sang juara bertahan MotoGP, Marc Marquez.
Anggapan tersebut mungkin saja masih relevan sampai sebelum seri pembuka Kejuaraan Dunia MotoGP 2020 bergulir di Sirkuit Jerez, 19 Juli 2020.
Jika tidak ada pandemi covid-19, musim balap MotoGP 2020 seharusnya dimulai di Qatar pada 8 Maret silam.
Baca juga: Marc Marquez Dijadwalkan Naik Meja Operasi Jelang MotoGP 2020
Marquez menjalani persiapan menghadapi MotoGP 2020 dalam kondisi kurang menguntungkan.
Hingga menjelang dimulainya MotoGP 2020, cedera pada bahu kanan Marquez belum sepenuhnya pulih.
Pemulihan pasca-operasi pada akhir 2019 berjalan lebih lambat dari perkiraan awal.
Belum pulihnya cedera Marquez inilah yang membuatnya tak tampil maksimal saat tes pramusim di Malaysia dan Qatar pada Februari.
Namun, alam seperti berpihak pada Marquez.
Penyebaran virus corona yang susah dikendalikan membuat seri pembuka MotoGP 2020 di Qatar batal terlaksana.
Pembatalan di Qatar juga diikuti seri-seri lainnya. Sampai akhirnya penyelenggara MotoGP memutuskan menunda dimulainya musim balap 2020.
Setelah keputusan penundaan, banyak pihak yang menilai Marquez diuntungkan.
Baca juga: Alasan Marc Marquez Diuntungkan dengan Penundaan MotoGP 2020
Sebab, pebalap asal Spanyol itu jadi punya waktu untuk menyelesaikan cedera pada bahu kanannya.