Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Billie Eilish, Nicky Minaj hingga Stevie Wonder Tolak AI dalam Bermusik

Kompas.com - 05/04/2024, 14:46 WIB
Revi C. Rantung,
Dian Maharani

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Penggunaan Artificial Intelligence (AI) semakin masif di era saat ini. Bahkan penggunaan AI bisa dinilai merugikan para pekerja musisi.

Dilansir dari The Guardian, Jumat (5/4/2024), sebanyak 200 lebih musisi hingga penyanyi terkenal telah menandatangani surat terbuka yang menyerukan perlindungan terhadap penggunaan predator kecerdasan buatan atau AI yang meniru kemiripan suara artis dan lainnya berhubungan dengan kreativitas bermusik.

Adapun penandatangan itu diikuti oleh Billie Eilish, J Balvin dan Nicki Minaj hingga Rock and Roll Hall of Famers seperti Stevie Wonder dan REM lalu Frank Sinatra dan perwakilan Bob Marley.

Baca juga: Billie Eilish Pakai Varsity Barbie Saat Terima Penghargaan Grammy

Surat ini dikeluarkan oleh kelompok advokasi Artis Rights Alliance, yang menyampaikan tuntutan agar perusahaan teknologi berjanji untuk tidak mengembangkan AI yang dapat melemahkan atau menggantikan manusia sebagai penulis lagu serta artis.

"Serangan terhadap kreativitas manusia harus dihentikan. Kita harus melindungi diri dari penggunaan AI yang bersifat predator untuk mencuri suara dan kemiripan artis profesional, melanggar hak pencipta, dan menghancurkan ekosistem musik,” bunyi isi surat terbuka itu.

Kendati demikian, surat terbuka tersebut tidak menyeruakan adanya larangan langsung terhadap penggunaan AI selama produksi musik dan film berlangsung.

Hal itu mengatakan bahwa adanya penggunaan teknologi tersebut secara professional dapat bertanggung jawab dan memberikan manfaat bagi industri tersebut.

Baca juga: Billie Eilish, Olivia Rodrigo dan Dua Lipa Jadi Penampil Grammy Awards 2024

Produser musik telah menggunakan alat kecerdasan buatan dalam berbagai cara dalam beberapa tahun terakhir.

Salah satu kasus menggunakan AI saat mengisolasi vokal John Lennon dari lagu demo lama dan menggunakannya untuk membuat lagu Beatles yang dirilis tahun lalu.

Cara ini menjadi sebuah hal yang mendatangkan suatu kerugian dan mengancam bagi para pelaku musik.

Dari munculnya surat ini menandakan penolakan dari seniman hingga pencipta lagu, terhadap penggunaan kecerdasan buatan generatif. Karena teknologi ini jika terus diandalkan menimbulkan masalah etika dan hukum seputar pelanggaran hak cipta.

Serikat seniman dan organisasi advokasi berupaya untuk menekan pembuat undang-undang dan perusahaan teknologi untuk mengatur penggunaan AI.

Namun terkadang studio tertarik pada potensi AI dalam mengurangi biaya produksi.

Lebih lanjut, kekhawatiran atas penggunaan AI untuk menulis lagu dan naskah, atau memproduksi gambar dan video aktor serta entertainer, menjadi pusat dari berbagai negoisasi kontrak dan pemogokan serikat pekerja industri hiburan pada 2023 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com