3 Fakta Menarik dari Film 24 Jam Bersama Gaspar

JAKARTA, KOMPAS.com - Film 24 Jam Bersama Gaspar akhirnya tayang perdana di Netflix sejak Kamis, 14 Maret 2024.

24 Jam Bersama Gaspar adalah film panjang ketiga dari sutradara Yosep Anggi Noen.

Film ini diproduksi oleh Visinema Pictures bersama KawanKawan Media.

24 Jam Bersama Gaspar pertama kali tayang di Festival Film Internasional Busan (BIFF) pada 6 Oktober 2023.

Baca juga: Shenina Cinnamon Ungkap Adegan Favorit di 24 Jam Bersama Gaspar

Setelah itu, film yang dibintangi oleh Reza Rahadian tersebut diputar di Jogja-NETPAC Asia Film Festival (JAFF) dan Festival Film Internasional Singapura (SIFF).

24 Jam Bersama Gaspar bercerita tentang Gaspar, seorang detektif swasta yang mencari petunjuk misteri hilangnya Kirana, sahabat masa kecilnya.

Semua petunjuk investigasinya mengarah pada sosok Wan Ali, yang terlibat sindikat perdagangan manusia.

Baca juga: Shenina Cinnamon Jadi Cewek Tomboi di Film 24 Jam Bersama Gaspar

Setelah divonis akan mati dalam 24 jam, Gaspar bersama teman-temannya merencanakan pencurian di toko emas Wan Ali.

Sebelum menyaksikan filmnya, simak fakta-fakta menarik dari film 24 Jam Bersama Gaspar.

1. Alasan tak tayang di bioskop

24 Jam Bersama Gaspar pada akhirnya memilih penayangan eksklusif di Netflix daripada di bioskop.

Para produser film ini mengatakan, Netflix bisa membawa 24 Jam Bersama Gaspar bertemu dengan lebih banyak penonton dari seluruh dunia.

Alasan itu yang membuat film ini tak tayang di bioskop Indonesia.

Baca juga: Laura Basuki Bikin Astrada Film 24 Jam Bersama Gaspar Panik gara-gara Makanan

2. Film termahal Anggi Noen

24 Jam Bersama Gaspar menjadi film dengan biaya produksi termahal bagi sutradara Yosep Anggi Noen.

Dengan budget produksi yang lebih besar dari karya-karya sebelumnya, Anggi memiliki keleluasaan untuk mendapatkan adegan-adegan yang belum pernah ia lakukan.

3. Adaptasi novel

FIlm 24 Jam Bersama Gaspar merupakan karya adaptasi dari novel berjudul sama karya Sabda Armandio.

Novelnya sendiri diterbitkan pada 2017 oleh penerbit Buku Mojok.

Novel tersebut merupakan novel kedua dari Dio setelah Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya (2015).