Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Dicari Ayah Kandungnya Saat Usia 15 Tahun, Aghniny Haque: Kalau Lihat Ibu Gue Enggak Sakit Hati, Gue Cukup

Kompas.com - 03/03/2024, 10:37 WIB
Rintan Puspita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Aktris Aghniny Haque menahan air mata saat bercerita tentang ibunya yang selama ini berjuang untuk membesarkan dia seorang diri.

Bintang film KKN di Desa Penari itu sudah ditinggal ayah kandungnya sejak lahir dan bahkan baru bertemu di usianya yang menginjak 15 tahun.

"(Ibuku) Enggak pisah, (tapi) ditinggal," kata Aghniny dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.

"Baru ketemu lagi waktu usia 15 tahun. Ketemu karena dia (Ayah) akhirnya nyariin, pengin ketemu," lanjutnya.

Pertemuannya itu juga terjadi bukan di Indonesia, melainkan di Kuala Lumpur, saat pesawat yang ditumpangi Aghniny usai bertanding di Vietnam transit di Kuala Lumpur.

Baca juga: Baru Ketemu Ayah Kandung di Usia 15 Tahun, Aghniny Haque: Gue Risih, kayak Ketemu Orang Baru

"(Dia) telepon ibu. Jadi setelah lama ilang, akhirnya dia nyariin, dan kesempatannya ketemu waktu itu di Kuala Lumpur," ucap Aghniny.

"Gue juga enggak ngerti sih alasan kenapa nyamperin waktu transit, kenapa enggak pulang (ke Indonesia) aja," imbuhnya.

Sebagai anak yang tak pernah bertemu dengan ayah kandungnya, dan selalu mendengar cerita baik tentang ayahnya, membuat harapan Aghniny melambung tinggi.

"Gue selalu penasaran sama sosok bapak gue yang selalu dibilang sama guru SD gue ganteng, selalu dibilang tetangga-tetangga gue ganteng, gue cuma membayangkan di otak," kata Aghniny.

Baca juga: Cerita Aghniny Haque di Balik Adegan Dikubur Hidup-hidup Saat Syuting Film Pemandi Jenazah

"Ibu gue enggak pernah ngasih narasi kalau bokap enggak bertanggung jawab, dia selalu penginnya ngasih bapak biologis, makanya dia nikah lagi telat," imbuhnya.

Tapi pandangannya itu berubah usai bertemu dengan ayahnya yang merupakan orang asli Bangladesh.

"Setelah ketemu itu merubah semua perspektif gue tentang keluarga yang utuh dan tentang bonding," tutur Aghniny.

"Pas ketemu enggak kangen, B (biasa) aja, aneh rasanya, asing," imbuhnya.

Setelah pertemuan itu, diakui Aghniny sempat ada rasa benci pada ayahnya. Terlebih karena dia melihat perjuangan ibunya membesarkan Aghniny seorang diri sebagai SPG obat. 

"Hidupnya habis buat besarin gue, cuma buat ngasih makan gue," ujar Aghniny.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com