Nadila Ernesta Ingin Main Film Action Lagi Setelah Bonnie

JAKARTA, KOMPAS.com - Artis peran Nadila Ernesta siap menerima tawaran bermain film action setelah terlibat dalam film Bonnie.

Nadila Ernesta memerankan tokoh Kinanti dalam film besutan sutradara Agus H Mawardy dan Marsha.

Dia juga mendapatkan porsi untuk melakukan adegan perkelahian cukup intens dalam film ini.

“Pastinya apalagi melihat hasilnya yang begitu memuaskan, apalagi ada yang tepuk tangan diterima. Kayaknya aku mau lagi sih kalau action,” kata Nadila dalam jumpa pers film Bonnie di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (26/2/2024).

Nadila mengaku pernah dibuat tak percaya diri saat awal bermain film ini.

Baca juga: Jadwal Tayang Film Bonnie, Dibintangi Ariyo Wahab dan Nadila Ernesta

“Jadi kan aku orangnya enggak pedean (percaya diri) setiap setelah take selalu tanya, cuma pas tadi udah nonton agak timbul percaya diri lah,” ungkap Nadila Ernesta.

Nadila juga sedikit membeberkan tentang perannya sebagai Kinanti.

“Di sini itu porsinya aku enggak pernah dibikin happy, senyum itu hanya satu scene, sisanya itu nangis, berantem, dengan kalimat berat dan penuh dendam,” ucap istri Eno NTRL itu.

Nadila pun mengaku baru pertama kali mendapatkan peran seberat Kinanti.

“Pertama kali mendapatkan peran seberat ini dari drama, action-nya sampai ada satu cerita kita enggak pernah ngobrol dengan karakter lain biar aku tuh benci sama mereka,” tambah Nadila.

Baca juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film Bonnie

Film Bonnie mengisahkan remaja perempuan bernama Bonnie yang memiliki kemampuan bela diri.

Bonnie pun mengalami masalah di sekolahnya sehingga ia sering didepak dari sekolah karena masalah perkelahian.

Di lain sisi, orangtuanya rupanya terlibat bentrok antar gangster yang membuat Bonnie menjadi incaran lawan ayahnya bernama Paul.

Hubungan Bonnie dengan ibunya, Kinanti, juga tidak terlalu baik.

Film Bonnie akan tayang pada 29 Februari 2024 mendatang.

Baca juga: Tak Bisa Gerakkan Tangan Saat Syuting Film Bonnie, Ariyo Wahab Jalani Fisioterapi