KOMPAS.com - Penyanyi Britney Spears sempat mengundang perhatian publik saat membotaki kepalanya pada 2007.
Saat itu, karier Britney sedang berada di puncak, tetapi kesehatan mentalnya justru terganggu.
Keputusannya membotaki kepala adalah respons terhadap perasaan bahwa semua orang menginginkan bagian dari dirinya.
Baca juga: Britney Spears Akui Pernah Aborsi karena Justin Timberlake Tak Ingin Jadi Ayah
Terutama, pada saat itu Spears sedang berada di tengah proses perceraiannya dengan Kevin Federline dan perebutan hak asuh atas putranya, Sean dan Jayden.
"Saya sering mendapat perhatian saat tumbuh dewasa," tulis Spears dalam kutipan memoarnya The Woman in Me yang diberikan kepada People.
"Ada orang yang memberi tahu saya soal pendapat mereka tentang tubuh saya, sejak saya masih remaja. Mencukur rambut dan bertingkah adalah cara saya melawan," lanjutnya.
Baca juga: Menari dengan 2 Pisau, Britney Spears Didatangi Polisi
Setelah memutuskan botak, Britney terus menjadi berita utama dengan berbagai perilaku anehnya, termasuk menyerang sebuah SUV yang membawa paparazzi dengan payung, berlari ke toko obat pada tengah malam dan mengunci diri di kamar mandinya.
Pihak berwenang akhirnya dipanggil dan Britney dirawat di rumah sakit dengan status 5150 psikiatris.
Dalam memoarnya yang dirilis pada 24 Oktober lalu, pelantun "Toxic" itu menjelaskan secara rinci tentang banyak pengaruh konservatori terhadap hidupnya.
Baca juga: Kesedihan Britney Spears Digugat Cerai Sam Asghari
"Di bawah konservatori saya dibuat memahami bahwa hari-hari itu telah berakhir. Saya harus memanjangkan rambut dan mengembalikan bentuk tubuh saya. Saya harus tidur lebih awal dan meminum obat apa pun yang mereka suruh saya minum," tutup Britney.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.