Lockdown Dicabut, Para Musisi di Inggris Masih Sulit Beradaptasi Kembali ke Kehidupan Normal

KOMPAS.com - Para musisi dan badan amal di Inggris mengungkapkan mereka kesulitan untuk menggelar kembali konser live dan bagaimana pentingnya mendapat bantuan.

Kerisauan itu mereka ungkap dalam perayaan Hari Kesehatan Mental Sedunia, 10 Oktober kemarin.

Tekanan masih dihadapi kaum muda di Inggris meskipun negara tersebut telah menghentikan aturan lockdown.

Baca juga: Musisi Oddie Agam Dilarikan ke Rumah Sakit, Kondisinya Saat Ini Kritis

Inggris mencabut hampir semua pembatasan selama Covid-19 pada 19 Juli lalu yang seharusnya membuka jalan bagi hidupnya kembali konser dan festival, seiring program vaksinasi berlanjut.

Sejumlah badan amal kesehatan mental menganggap tahun lalu tahun yang luar biasa dan dramatis untuk meningkatkan permintaan pada layanan mereka.

Sementara itu banyak musisi, kru, dan anak muda masih berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan normal baru serta menghadapi tekanan untuk kembali bersosialisasi dan tampil dalam konser.

Baca juga: Khawatir Covid-19, Konser Disney Princess Ditunda

“Ada persepsi bahwa Anda seharusnya merasa lebih baik sekarang, yang merupakan hal yang sangat sulit untuk dihadapi banyak orang,” ujar Simon Gunning, CEO badan amal kesehatan mental CALM (Campaign Against Living Miserably).

Rasa ketakutan juga tetap ada dari sejumlah musisi untuk mengadakan tur.

Joe menuturkan, mereka seakan tidak punya arah yang jelas untuk kembali hidup normal.

Baca juga: PPKM Level 1 di Jombang, Warga Tetap Dilarang Gelar Konser dan Pertunjukan Seni

“Ini masih merupakan periode yang luar biasa di mana para musisi mencoba memahami situasi dan memahaminya,” kata Joe Hastings yang menjalankan organisasi Music Minds Matter di Help Musicians.

Joe menambahkan, banyak orang yang berbicara kepadanya menyatakan bahwa mereka mengalami kecemasan kinerja dan cukup khawatir untuk kembali ke panggung.