JAKARTA, KOMPAS.com - Artis remaja Lea Ciarachel akhirnya menceritakan tentang perannya sebagai Zahra dalam sinetron Suara Hati Istri di konten YouTube Boy William.
Sebagaimana diketahui, peran Lea sebagai Zahra yang merupakan istri ketiga mendapat kritikan dari masyarakat.
Mereka menilai peran tersebut tidak cocok dibawakan Lea yang baru berusia 14 tahun.
Lea mengaku sedih, dia bahkan tak bisa tidur sampai dua hari dan gemetar bila membaca komentar pedas netizen.
Baca juga: Polemik Sinetron Suara Hati Istri, Pemeran Zahra Diganti dan Ada Petisi Hentikan Tayangan
Berikut rangkuman Kompas.com.
Lea mengatakan dia berniat datang ke Jakarta untuk ikut kelas akting. Di situ dia mendapat tawaran peran Zahra.
Menurut Lea, pihak produksi sinetron menjelaskan dia mendapat peran lebih tua daripada umurnya.
"Jadi ceritanya aku itu anak SMA umur 18 tahun di skenarionya, terus aku merasa, 'oh ini challenge nih buat aku buat meranin umurnya di atas aku'," ujar Lea Ciarachel.
Baca juga: Awal Mula Lea Ciarachel Ditawari Peran sebagai Zahra di Suara Hati Istri
Lea merasa peran tersebut merupakan tantangan baginya, apalagi sinetron Suara Hati Istri merupakan proyek pertamanya di dunia seni peran.
Ternyata sinetron itu menjadi kontroversi karena Lea didapuk menjadi istri ketiga orang yang jauh lebih tua.
Selain itu ada adegan yang menunjukkan Zahra akan menjalani malam pertama dengan sang suami.
Baca juga: Mundur dari Peran Zahra, Lea Ciarachel Bersyukur Banyak Dukungan Positif
Kecaman pun ditujukan kepada rumah produksi dan stasiun televisi yang menayangkan sinetron tersebut karena menggunakan artis berusia di bawah umur untuk peran tersebut.
Namun sejumlah netizen mengarahkan komentar negatifnya ke Lea. Itulah yang membuatnya bersedih.
"Ya sudah terima saja deh, kayak agak takut juga terimanya. Ini sinetron pertama aku kan, aku juga enggak ngerti kalau misalkan aku menolak aku harus gimana gitu," ujar Lea.
Baca juga: Walau Pemeran Sudah Diganti, Indosiar Diminta Berhentikan Sinetron Suara Hati Istri, Kenapa?
Lea akui banyak orang yang memberikan kritikan pedas kepadanya sampai membuat ia sedih dan takut untuk berbicara.