Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Terapi Pijat Muka dan Telinga untuk Anak yang Lambat Bicara

Kompas.com - 28/05/2022, 15:15 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com - Beredar video di media sosial, mengenai pijat terapi untuk mengatasi keterlambatan berbicara atau delay speech pada anak.

Dari video yang beredar, pijat terapi itu diterapkan pada muka dan telinga anak.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Informasi mengenai pijat terapi muka dan telinga untuk anak yang lambat bicara, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

"Terapi Pijat untuk Anak Delay Speech (Lambat bicara)" tulis salah satu akun.

Sementara, akun lainnya mengunggah video dengan teks berikut:

tips pijat terapi untuk anak lambat bicara
1. tekuk dua bagian atas bawah telinga menjadi satu
2. pijat dari ujung atas telinga sampai kebawah dan sebaliknya
3. tekan pijet keluar bagian telinga
4. pijat tekan bagian dalam telinga
5. Lipat bagian bawah telinga tekuk ke dalam
6. jangan Lupa semprot Rgh dan pijat nya pakai minyak telon bidara ruqyah Zeeida

Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, mengenai pijat terapi muka dan telinga untuk anak yang lambat bicara.akun Facebook Tangkapan layar unggahan hoaks di sebuah akun Facebook, mengenai pijat terapi muka dan telinga untuk anak yang lambat bicara.
Penelusuran Kompas.com

Metode pijat terapi untuk mengatasi anak yang lambat bicara marak beredar di media sosial sejak 2019.

Terkait metode tersebut, dokter spesialis anak dari RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, Catharine Mayung Sambo mengungkapkan, belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa tindakan seperti yang ditampilkan pada video bisa mengatasi keterlambatan kemampuan bicara anak.

"Kalau untuk pencet telinga untuk terapi terlambat bicara sih sepanjang pengetahuan saya tidak ada bukti penelitiannya," ujar Mayung dikutip dari Kompas.com, Selasa (16/7/2019).

Menurut dia, cara paling tepat untuk merangsang kemampuan berbicara dan berbahasa pada anak adalah dengan sering mengajak mereka mengobrol, membacakan cerita, dan menyanyi.

"Kalau distimulasi dengan cara sering diajak ngobrol, diajak nyanyi atau main bersama timbal balik tanpa memencet telinga ya lama-lama akan bicara juga," kata dia.

Mayung menjelaskan, umumnya, perkembangan bicara anak sebagai berikut:

  • Dimulai dari anak belajar produksi suara terlebih dahulu sebelum mengucap kata-kata
  • Usia 3-4 bulan mulai mengoceh tanpa konsonan (mengucap "ooo, aaa") dikenal sebagai cooing
  • Usia 7-9 bulan mulai mengucap "mamam", "papa", atau "dadada"
  • Sekitar 1 tahun mulai memanggil dan mengerti apa yang dia ucapkan. Misalnya, memanggil "papa" untuk menunjuk ayahnya
  • Usia 15 bulan mulai menyebut kata tunggal yang bukan panggilan
  • Usia 2 tahun mulai merangkai kalimat yang mencakup dua kata atau lebih

Kesimpulan

Narasi mengenai pijat terapi muka dan telinga untuk anak yang lambat bicara adalah hoaks.

Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa metode ini dapat membantu mengatasi lambat bicara atau memicu perkembangan bicara anak.

Dokter spesialis anak mengatakan, merangsang kemampuan berbicara dan berbahasa pada anak adalah dengan sering mengajak mereka mengobrol, membacakan cerita, dan menyanyi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Kebencian terhadap Perang Nuklir yang Melahirkan Godzilla

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

[HOAKS] Cristiano Ronaldo Kritik Penampilan Marselino Ferdinan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

[HOAKS] Pelatih Timnas Guinea Kaba Diawara Sebut Indonesia Negara Miskin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks Saldi Isra Mundur dari Hakim MK, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Misteri Penemuan Mayat di Kepulauan Seribu pada 1998...

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

[HOAKS] Lionel Messi Kritik Marselino Ferdinan karena Bermain Egois

Hoaks atau Fakta
Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut 'Symphony No. 9'

Beethoven Diyakini Tak Sepenuhnya Tuli Saat Debut "Symphony No. 9"

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

[HOAKS] Guinea Mundur dari Babak Play-off Olimpiade Paris 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com