Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menatap Tantangan Pemeriksa Fakta pada Pemilu 2024

Kompas.com - 17/02/2022, 16:57 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemilihan umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden telah diputuskan akan digelar pada 14 Februari 2024.

Pada tanggal tersebut, juga akan digelar pemilihan legislatif untuk memilih anggota DPR RI, anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/Kota, dan anggota DPD RI.

Dengan penetapan tanggal tersebut, maka perhelatan Pemilu 2024 kini tinggal menyisakan waktu kurang dari dua tahun sebelum akhirnya terlaksana.

Berkaca dari penyelenggaraan Pemilu sebelumnya, perhelatan pesta demokrasi justru menjadi momentum penyebaran hoaks yang luar biasa masif.

Banjir informasi menyesatkan pada akhirnya memberikan dampak yang signifikan kepada masyarakat, yakni terciptanya polarisasi dan terpecahnya keutuhan bangsa Indonesia.

Baca juga: Risiko Kampanye Pemilu di Media Sosial

Kolaborasi menangkal hoaks

Upaya mengantisipasi dampak buruk dari masifnya penyebaran hoaks saat Pemilu 2024 tidak dapat dilakukan oleh satu orang atau satu organisasi saja.

Untuk itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) yang tergabung dalam CekFakta.com berupaya menggalang kolaborasi untuk menangkal hoaks saat Pemilu 2024.

Langkah kolaborasi ini dimulai dengan menghadirkan diskusi publik bertajuk "Kolaborasi Menangkal Hoaks Menjelang Pemilu 2024" yang disiarkan di kanal YouTube AJI Indonesia pada Kamis (17/2/2022).

Tantangan cek fakta Pemilu 2024

Sekretaris Jenderal Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wahyu Dhyatmika mengatakan, Pemilu 2024 akan menjadi pemilu yang jauh lebih kompleks dari sebelumnya.

Ia beralasan, perhelatan pesta demokrasi yang akan datang akan sangat terpengaruh oleh residu atau sisa-sisa polarisasi yang tercipta selama lima tahun terakhir.

"Itu (polarisasi) salah satu lahan subur untuk hoaks, untuk disinformasi-misinformasi," kata Wahyu saat berbicara dalam diskusi tersebut.

Menurut Wahyu, salah satu tantangan besar yang akan dihadapi para pemeriksa fakta dan publik adalah makin canggihnya produksi hoaks.

"Misalnya dengan teknologi deepfake, di mana orang bisa seolah-olah melakukan sesuatu yang tidak dilakukan sebelumnya, tapi dibuat oleh mesin," ujar Wahyu.

"Misalnya ada pernyataan menteri atau politisi berpotensi memicu ujaran kebencian atau memicu konflik horizontal di publik, itu bisa saja (terjadi) kalau tidak cepat diantisipasi, menjadi viral, dan memicu persoalan," tuturnya.

Baca juga: Berita Palsu Jurnalis Stephen Glass dan Pentingnya Kerja Pemeriksa Fakta...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

[KLARIFIKASI] Video Tsunami di Jepang pada 2011, Bukan 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

[KLARIFIKASI] Video Perkelahian Antarpekerja Berlokasi di Afrika Barat

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

[HOAKS] Prabowo Tawarkan Bantuan melalui WhatsApp

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

[HOAKS] Foto Rihanna Hadiri Met Gala 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Wasit Terbukti Curang, Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

[KLARIFIKASI] Foto Venus Dibuat Pakai Bahasa Pemrograman dan Photoshop

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

INFOGRAFIK: Bisakah DPR Menolak Pindah ke IKN dan Tetap Berkedudukan di Jakarta?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Tidak Benar 'Time' Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

INFOGRAFIK: Tidak Benar "Time" Tampilkan Donald Trump Bertanduk di Sampul Majalah

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

[VIDEO] Benarkah Ada Fenomena Bulan Kembar di Pegunungan Arfak?

Hoaks atau Fakta
Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Fakta Vaksin AstraZeneca: Efektivitas, Keamanan, dan Penggunaan di Indonesia

Data dan Fakta
Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Pemberantasan Wabah Cacar, dari Teknik Kuno hingga Penemuan Vaksin

Sejarah dan Fakta
Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi 'Online'

Berbagai Manipulasi Video Figur Publik Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Peristiwa Cimanggis 1998, Upaya Reformasi dan Menumbangkan Orde Baru

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Sofiatun Gudono pada 20 Mei

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com