KOMPAS.com - Pemain China yang saat ini menempati ranking 43 dunia di sektor ganda putra, Di Zijian, dilaporkan terlibat skandal pengaturan skor alias match-fixing.
Mantan kekasih sang pemain yang mengungkapkan hal tersebut. Dia mengatakan bahwa match-fixing itu terjadi dalam turnamen Denmark Open 2021.
Dalam laporannya tersebut, mantan kekasih juga menyertakan bukti berupa tangkapan layar percakapan mereka pada 2021.
Salah satu percakapan itu memperlihatkan bagaimana Di memutuskan kalah pada gim pertama laga putaran pertama Denmark Open.
Kekalahan pada gim pertama itu membuat Di menerima ratusan dollar renminbi (kurs saat ini 1 renminbi: Rp 2.257).
Baca juga: Usaha FAM Selidiki Dugaan Match Fixing Indonesia Vs Malaysia di Piala AFF 2020 Masih Buntu
Meskipun belum ada kejelasan soal tangkapan layar percakapan tersebut, nyatanya Di Zijian dan partnernya, Wang Chang, kalah pada babak pertama Denmark Open 2021.
Dalam laga pada 19 Oktober 2021 tersebut, Di/Wang kalah 6-21, 19-21 dari pasangan Indonesia, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Hal ini semakin memperkuat adanya dugaan match-fixing.
Salah satu tangkapan layar yang dipublish sang mantan memperlihatkan bagaimana Di Zijian tak suka dengan Wang. Dia menyebut tandemnya itu terlalu malas, apalagi secara kebetulan Wang lahir di Ningbo, Zhejiang.
Sejatinya, Di Zijian/Wang Chang digadang-gadang sebagai pasangan masa depan China setelah mereka juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 dan 2018 serta Kejuaraan Junior Asia 2018. Apalagi setelah Li Junhui memutuskan gantung raket.
Akan tetapi, apa yang diperlihatkan mantan kekasih Di Zijian membuat kariernya bisa meredup. Bahkan, dia bisa didepak bulu tangkis China.
November tahun lalu, dua pemain China dituduh terlibat dalam skandal pengaturan skor. Zhu Junhao diketahui sengaja kalah dalam pertandingan ganda campuran pada ajang Orleans Masters 2019.
Zhu Junhao/Hua Xiaobei kalah dari pasangan Malaysia, Lim Khim Wah/Lee Zhi Qing, dengan skor 21-19, 19-21, 12-21 pada kualifikasi kedua.
Baca juga: Apa Itu Match Fixing?
Pemain lain dari China, Zhang Binrong, juga dihukum oleh badan anti-judi dan manipulasi hasil pertandingan BWF karena melanggar aturan pada kompetisi internasional 2019.
Zhang Binrong terlibat dalam judi olahraga sebanyak 36 kali selama turnamen di China, Swiss dan Perancis.
BWF menjatuhkan larangan bermain selama dua tahun kepada Zhang Binrong dan Zhu Junhao. Dua pemain tersebut melanggar aturan soal pengaturan skor, judi dan manipulasi pertandingan.