KOMPAS.com - Pencinta olahraga baik sepak bola, bulu tangkis, bola basket, atau jenis olahraga lainnya tentu tak asing dengan istilah match fixing.
Ya, pengertian match fixing adalah pengaturan pertandingan sehingga memunculkan skor atau hasil yang diinginkan.
Match fixing bisa terjadi di sepak bola, bulu tangkis, atau olahraga mana saja.
Di Indonesia, skandal match fixing yang pernah terungkap dan diekspose media terjadi di sepak bola dan bulu tangkis.
Tujuan dari match fixing tak lepas dari judi. Bandar maupun petaruh di dunia judi, akan mengatur hasil pertandingan untuk mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Terlibat Match Fixing, 5 Eks Pemain Perserang Dihukum Larangan Main dan Denda
Namun demikian, ada pula pengaturan pertandingan agar ke depannya tidak bertemu dengan tim kuat.
Pada umumnya, match fixing terjadi lewat pihak tertentu yang membayar pemain agar tidak bermain secara maksimal dalam laga.
Ada pula, pemain dibayar untuk berpura-pura cedera atau sakit sehingga tidak bisa ikut berlaga jauh sebelum pertandingan dimulai.
Wasit juga bisa menjadi target dari pihak tertentu agar memberikan keuntungan sebuah tim.
Baca juga: Kala Fakhri Husaini Diminta Pelatih Lakukan Match Fixing
Pada intinya, semua yang terlihat dalam pertandingan bisa dicurigai melakukan match fixing.
Semakin banyak orang yang terlibat, maka kian tinggi pula kemungkinan match fixing sukses berjalan.
Salah satu contoh kasus match fixing yang pernah terungkap adalah di olahraga bulu tangkis.
Badan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menghukum delapan pebulu tangkis Indonesia karena terlibat match fixing.
Salah satu pemain mengungkapkan menerima uang senilai Rp 400 juta untuk mengalah dalam pertandingan.
Baca juga: PSSI Bentuk Komite Adhoc untuk Lawan Match Fixing
Lain halnya dari pengakuan jebolan pelatnas PBSI, Aggripina Prima Rahmanto Putra. Dia merupakan satu dari delapan atlet yang terlibat match fixing di bulu tangkis.
Aggripina mengungkapkan disuruh kalah dalam salah satu pertandingannya. Aggripina mendapat tawaran Rp 13 juta untuk mengalah, tetapi dia tolak.
"Tapi alhamdulillah masih bisa saya tolak. Saya kan kerja di bulutangkis masa saya melanggar aturan bulutangkis. Mau mencari duit di mana?," kata Aggripina dalam akun YouTube miliknya.
"Tiba-tiba (kemudian hari) HT ditangkap BWF. Nah terus dia digeledah. Ada handphone-nya digeledah dilihat isinya apa saja."
Baca juga: Rahmad Darmawan Pernah Ditawari Rp 1,5 Miliar Untuk Match Fixing
"Berhubung saya pernah chat dengan HT, jadi saya dikaitkan juga dalam kasus ini (HT). Tapi saya sudah konfirmasi ke BWF saya telah menolak dan BWF juga sudah jelas," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.