JAKARTA, KOMPAS.com — Operator telepon seluler (ponsel) terus berusaha mencari peluang bisnis baru demi memacu pendapatannya. Selain dari layanan suara, SMS, dan data, kini para operator ingin membidik penghasilan dari bisnis mobile advertising, alias bisnis iklan via ponsel.
Tiga operator besar sekarang merambah bisnis ini. Setelah PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Indosat Tbk, PT XL Axiata Tbk siap masuk untuk menekuni bisnis ini. Saat ini, XL masih menyiapkan layanan bisnis mobile advertising ini. Operator seluler ini berniat meluncurkan layanan tersebut tahun ini.
Menurut Febriati Nadira, Kepala Komunikasi XL, potensi bisnis ini masih cerah. "Orang butuh media baru untuk beriklan, salah satunya lewat ponsel," ungkapnya, Selasa (24/5/2011).
XL menggandeng satu mitra penyedia aplikasi mobile advertising untuk menggarap pasar bisnis ini. XL juga akan menyisihkan sepertiga dari belanja modal alias capital expenditure (capex) untuk mengembangkan layanan data dan mobile advertising.
"Kami mengharapkan pendapatan dari bisnis data dan value added services (VAS) berkontribusi 18-20 persen terhadap total target pendapatan kami," kata Febriati.
Sebagai catatan, tahun ini XL menargetkan pendapatan sekitar Rp 19,36 triliun. Alhasil, hitung punya hitung, XL membidik pendapatan Rp 3,48 triliun-Rp 3,87 triliun dari bisnis VAS dan data. Potensi menggiurkan mobile advertising adalah layanan yang menjadikan ponsel sebagai media beriklan atau menjajakan produk para produsen. Bisnis layanan ini melibatkan banyak pihak, yakni produsen, biro iklan, dan operator.
Telkomsel dan Indosat yang sudah lebih dulu masuk bisnis mobile advertising berupaya mengail pendapatan besar dari bisnis ini. Telkomsel, misalnya, meluncurkan layanan mobile advertising lewat SMS 2.0 Live dan Mobile Coupon. Menurut Nyoto Priono, Wakil Presiden Mobile Advertising Telkomsel, layanan ini berbeda dengan SMS premium yang mewajibkan pelanggan mendaftarkan diri lebih dulu. Di mobile advertising, pelanggan otomatis menerima Wan saat mengirim SMS.
Kendati masih baru, menurut Nyoto, prospek bisnis mobile advertising memang menggiurkan. Saat ini saja, sekitar 180 juta orang tercatat sebagai pelanggan ponsel. Sebagai gambaran, proyeksi total belanja iklan tahun ini sekitar Rp 56 triliun. Nah, selama ini sebagian besar iklan tersebut masih terpajang di TV dan media cetak. Tren media beriklan ini akan bergeser seiring penggunaan telepon seluler.
Telkomsel optimistis dalam lima tahun ke depan bisa meraup pendapatan Rp 2,5 triliun dari bisnis ini. Saat ini Telkomsel sudah menggaet lebih dari 60 mitra untuk mengembangkan aplikasi ini. "Pembagian keuntungan kami dengan mitra bervariasi, tapi rata-rata kami bisa dapat 60 persen dan mitra 40 persen," ungkapnya.
Indosat menyuguhkan layanan ini lewat I-Klan yang diluncurkan pada kuartal III-2010 silam. Djarot Handoko, Kepala Divisi Humas Indosat, menyebutkan, pendapatan I-Klan bisa mencapai 1,12 persen dari total pendapatan VAS 2010. "Semua bisa dipromosikan, termasuk diskon. Yang tidak boleh diiklankan dalam mobile advertising adalah minuman beralkohol dan rokok," ungkap Djarot.(Kontan/Yudo Widiyanto, Maria Rosita)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.