Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Malari hingga 98 Berkumpul di Garut, Ada Apa?

Kompas.com - 18/06/2022, 20:28 WIB
Farid Assifa

Penulis

"Kenapa sulit nenyatu, terjadi polarisasi, karena mereka para pendukung yang ingin menyukseskan rezim," katanya.

Polarisasi ini, memurut Agus membuat demokrasi saat ini menjadi sakit. Karena, masing-masing pendukung calon begitu membenci calon lainnya.

"Satu pendukung capres yang lain melihat yang lain itu seperti haram, ini sakit demokrasi, ini kejahatan menurut saya, sakit demokrasi," katanya.

Untuk mengurai kondisi saat ini, menurut Agus perlu ada media-media peraga yang bisa menjadi contoh kebaikan-kebaikan seperti halnya saat para aktivis mengusung reformasi dahulu dengan mengedepankan etika dan akidah sehingga gerakan aktivis mempunyai nilai.

Baca juga: Kisah Amar Alfikar, Aktivis Transgender yang Kuliah di Inggris setelah Berkali-kali Gagal Raih Beasiswa

Kemah aktivis seperti saat ini, menurutnya bisa menjadi contoh dimana ditengah berbagai perbedaan dari para aktivis yang hadir saat ini, mereka bisa duduk bersama dan bersilaturahmi.

"Kemping ini pembelajaran bagi bangsa, ditengah perbedaan berbagai kelompok ideologi, tapi bisa bersatu, karena tarikannya cita-cita bangsa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com