KOMPAS.com - Perbedaan gejala penyakit maag dan Gerd harus diketahui oleh masyarakat, terutama yang merasa mengalami gangguan kesehatan tersebut.
Pasalnya, masih banyak orang yang menganggap gejala penyakit maag dan Gerd sama, padahal keduanya memiliki perbedaan.
Bukan hanya gejala, penyebab penyakit maag dan Gerd pun berbeda, sehingga sangat penting untuk mengetahui perbedaannya agar bisa mengatasinya secara tepat dan cepat.
Hal tersebut ditekankan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi RS Pondok Indah, dr. Hasan Maulahela SpPD-KGEH.
Hasan mengatakan bahwa maag dan Gerd merupakan istilah yang menunjukkan kondisi penyakit berbeda.
Baca juga: 11 Tanda Penyakit Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Sabtu (27/2/2021), Hasan menjelaskan, asam lambung normalnya menetap atau berada hanya di lambung.
Akan tetapi, ada berbagai kondisi atau faktor pemicu yang bisa membuat asam lambung keluar dari lambung dan naik ke kerongkongan.
Kondisi naiknya asam lambung ke bagian kerongkongan atau esofagus disebut dengan nama Gerd.
"Gerd itu gastroesophageal reflux disease, yaitu penyakit yang diakibatkan oleh adanya refluks asam lambung di kerongkongan," kata dr. Hasan.
Saat refluks asam lambung terjadi, sfingter (otot katup) esofagus tidak menutup dengan benar atau cukup erat, sehingga tidak dapat bekerja dengan baik.
Baca juga: Penyebab Penyakit Gagal Ginjal yang Harus Diwaspadai
Berikut ini gejala khas penyakit Gerd:
- Heartburn (Rasa panas di dada).
- Sakit dada.
- Batuk kronis.
- Mual, muntah.
- Makanan atau cairan asam lambung berbalik ke kerongkongan.
- Tenggorokan terasa mengganjal.
- Sesak napas.
- Serak.
- Iritasi (radang) di kerongkongan.
"Ciri yang paling khas ya heartburn atau rasa panas di dada," kata Hasan.