Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil SpaceX, Perusahaan Milik Elon Musk yang Dikunjungi Jokowi

Kompas.com - 15/05/2022, 14:41 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengunjungi kantor SpaceX di Boca Chica, Amerika Serikat (AS), Sabtu (14/5/2022). Ini menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kerja Jokowi ke AS.

Kedatangan Jokowi disambut langsung oleh CEO SpaceX, Elon Musk. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi berdiskusi dan meninjau pabrik produksi roket bersama Elon Musk.

Setelah meninjau, Jokowi menyebut kunjungan ke SpaceX merupakan tindak lanjut kunjungan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Sebelumnya, Jokowi memerintahkan Luhut untuk berbicara dengan Elon.

“Tindak lanjut perintah saya untuk berbicara dengan Elon mengenai investasi, mengenai teknologi, mengenai inovasi, dan sekarang saya ke sini dan bertemu langsung dengan Elon untuk mendiskusikan kerja sama yang akan datang,” kata Jokowi dikutip dari siaran pers di website resmi Sekretariat Presiden, Minggu (15/5/2022).

Baca juga: Jokowi Kunjungi SpaceX, Diskusikan Rencana Kerja Sama dengan Elon Musk

Sementara itu Elon mengaku cukup tertarik dengan masa depan Indonesia. Ia menyebut Indonesia memiliki potensi besar sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kerja sama antara SpaceX maupun Tesla dengan Indonesia.

"Saya rasa Indonesia memiliki potensi yang besar, dan saya rasa kita melalui Tesla dan SpaceX akan mencoba beberapa kerja sama dengan Indonesia," ujar Elon.

"Kita akan melihat dari dekat bentuk kerja sama di banyak hal, karena Indonesia memiliki banyak potensi. Apalagi Indonesia memiliki jumlah populasi dan terus berkembang. Ini bagus karena kita membutuhkan banyak orang di masa depan," kata Elon lagi.

Melihat adanya potensi kerja sama di bidang bisnis antara SpaceX dengan Indonesia, berikut ini adalah ulasan mengenai SpaceX.

Presiden Joko Widodo dan Pendiri SpaceX Elon Musk saat sedang berada di kawasan SpaceX yanng berlokasi di Boca Chica, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/5/2022). BPMI Setpres/Laily Rachev Presiden Joko Widodo dan Pendiri SpaceX Elon Musk saat sedang berada di kawasan SpaceX yanng berlokasi di Boca Chica, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/5/2022).

Profil SpaceX

SpaceX atau Space Exploration Technologies Corporation merupakan perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk pada tahun 2002.

SpaceX adalah perusahaan yang bergerak di bidang transportasi luar angkasa. Melalui SpaceX, Musk mengembangkan roket Falcon 1, Falcon 9, dan Falcon Heavy.

Melansir berita Kompas.com (31/5/2020), SpaceX mengembangkan roket Falcon untuk menjadi kendaraan peluncuran yang dapat dipakai berulang. Sebelum inovasi dari SpaceX, roket yang digunakan dalam misi penerbangan ke ruang angkasa hanya bersifat sekali pakai.

Baca juga: Mengenal SpaceX, Perusahaan Swasta Pertama yang Luncurkan Astronot ke Luar Angkasa

Padahal biaya pembuatan roket hampir sama dengan pembuatan pesawat komersial. Namun roket sekali pakai berbeda dengan pesawat yang bisa melakukan puluhan ribu penerbangan.

Elon Musk melihat peluang ini. SpaceX pun membuat roket Falcon menjadi kendaraan peluncuran ruang angkasa yang dapat digunakan kembali. Ini dapat mengurangi biaya perjalanan ke ruang angkasa hingga seratus kali lipat.

Tidak hanya itu, sebelumnya sebagian besar roket mudah terbakar pada saat masuk kembali ke Bumi.

Roket Falcon 9 milik SpaceX berhasil membawa ratusan satelit kecil untuk ditempatkan di orbit. Penerbangan roket ini dapat disaksikan oleh penduduk setempat.NASA Roket Falcon 9 milik SpaceX berhasil membawa ratusan satelit kecil untuk ditempatkan di orbit. Penerbangan roket ini dapat disaksikan oleh penduduk setempat.

 

Hal ini kemudian diubah melalui inovasi dari SpaceX. Roket SpaceX dirancang untuk tahan bakar dan mampu mendarat kembali di Bumi, sehingga roket bisa melakukan peluncuran kembali.

Meski begitu, Elon Musk memiliki mimpi besar di balik pendirian SpaceX. Salah satunya adalah untuk memungkinkan manusia hidup di planet lain. Beberapa kali Elon Musk mengeluarkan pernyataan terkait kemungkinan manusia hidup di Planet Mars.

Pada 2019, Elon Musk memperkirakan bahwa akan membutuhkan satu juta ton kargo untuk membangun kota mandiri dan kehidupan di Mars. Proses tersebut diperkirakan akan menelan biaya mulai dari US$100 miliar hingga US$10 triliun.

Baca juga: Elon Musk Sebut Tesla dan SpaceX Akan Coba Kerja Sama dengan Indonesia

Kemudian di tahun 2020, Elon Musk mengatakan dia berharap untuk membangun 1.000 kapal luar angkasa selama 10 tahun dan berencana untuk mengirim 1 juta orang ke Mars pada tahun 2050. 

Peluncuran roket SpaceX

Pada september 2008, SpaceX mencatatkan sejarah dengan menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil mengirim roket berbahan bakar cair ke orbit Bumi. Keberhasilan peluncuran roket Falcon 1 itu bukan langsung terjadi dengan mulus.

Sebelumnya di tahun 2006, roket Falcon 1 memang pernah diluncurkan, namun dalam proses perjalanannya mengalami kebocoran bahan bakar dan terjadi kebakaran. Kemudian peluncuran Falcon 1 kembali dilakukan pada Maret 2007 dan Agustus 2008, tapi lagi-lagi gagal mencapai orbit Bumi.

Seiring perkembangan, SpaceX kini memiliki Falcon 9, roket dengan mesin berjumlah sembilan yang sejak tahun 2010 digunakan untuk meluncurkan satelit.

Pada April 2012, SpaceX kembali mencetak sejarah melalui roket Falcon 9 dengan mengirimkan muatan melalui kapsul Dragon ke dan dari ISS, menjadikannya sebagai satu-satunya roket buatan perusahaan komersial yang mencapai ISS.

Tak cukup di situ, pada Desember 2015, Falcon 9 mengirimkan 11 satelit komunikasi ke orbit, dan menjadi roket kelas orbit pertama yang dapat kembali ke Bumi.

Pada Maret 2019, perusahaan meluncurkan kapsul Crew Dragon dengan Falcon 9 yang membawa pasokan untuk kru ISS. Menariknya, misi ini juga mengangkut manekin yang dilengkapi dengan sensor ilmiah.

Ilustrasi kota di Mars. Konsep SpaceX tentang kehidupan di planet Mars.SpaceX via SCIENCE ALERT Ilustrasi kota di Mars. Konsep SpaceX tentang kehidupan di planet Mars.

Baca juga: Cerita WNI Jadi Insinyur SpaceX: Kuliah di MIT, Magang di NASA, Kini Kerja di Perusahaan Elon Musk

 

Ini sebagai uji coba yang tujuannya untuk memberikan tim SpaceX data penting terkait menempatkan manusia di kapsul Crew Dragon dalam perjalanan ke ISS.

Crew Dragon adalah penerus pesawat antariksa Dragon yang sebelumnya membawa pasokan barang ke ISS sejak 2012. Crew Dragon disebut bisa membawa hingga 7 anggota awak ke ISS. SpaceX juga mengembangkan Falcon Heavy, roket operasional yang diklaim paling kuat di dunia.

Saat ini Elon Musk tengah mempersiapkan peluncuran orbit pertamanya untuk Starship dalam beberapa bulan mendatang. Meski ia menyebut bahwa tak ada jaminan peluncuran itu berhasil namun pasti ada kegembiraan dari momen tersebut.

Orang terkaya di dunia ini berharap siapapun yang nantinya akan menaklukkan Mars, dapat memikirkan kembali mengenai peradaban manusia.

"Peradaban manusia bisa berakhir karena alasan eksternal seperti meteor raksasa atau gunung berapi super atau perubahan iklim ekstrem atau Perang Dunia III," paparnya.

(Sumber: Kompas.com/Yohana Artha Uly, Dian Erika Nugraheny | Editor: Sri Anindiati Nursastri, Kristian Erdianto)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com