Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "8 Tip Sukses Lolos Tes Kesehatan bagi Pelamar Kerja"
KOMPAS.com - Jika Anda mengirimkan surat lamaran ke berbagai perusahaan dan mendapat balasan dengan dilampiri "Formulir Aplikasi" di surat elektronik (surel), berarti Anda dinyatakan lulus seleksi pendahuluan.
Selanjutnya, Anda akan diminta mengerjakan aneka tes yang bertujuan menilai kepribadian, kemampuan, dan kecocokan Anda dengan persyaratan jabatan.
Setelah lulus tes penerimaan, Anda diwawancarai oleh manajer HRD dan calon atasan langsung.
Jika tahapan-tahapan itu sudah dilalui dan dinyatakan lolos, prosedur selanjutnya adalah tes kesehatan.
Baca juga: Mengapa Pelamar Pekerjaan Diminta Menggambar Pohon Saat Psikotes?
Anda diberikan "Surat Pengantar Pemeriksaan Kesehatan" di salah satu laboratorium rekanan perusahaan. Jika Anda lulus tahapan ini, maka perusahaan akan memberikan job offer final kepada Anda.
Mungkin Anda bertanya mengapa perlu tes kesehatan. Bukankah Anda masih muda dan sehat-sehat saja? Ketahuilah bahwa ini merupakan tahapan penting dari proses rekrutmen pada beberapa perusahaan.
Tes kesehatan calon karyawan adalah evaluasi komprehensif atas fungsi tubuh yang terlibat dalam aktivitas di tempat kerja, seperti penglihatan dan pendengaran. Di dalamnya juga tercakup komponen riwayat kesehatan.
Mengapa perlu pemeriksaan kesehatan calon karyawan? Jawabannya sederhana saja.
Setiap perusahaan pasti ingin mendapatkan karyawan yang produktif untuk mencapai target yang diinginkan. Tentu saja, kondisi kesehatan calon karyawan harus memenuhi tuntutan dari jabatan yang dilamar. Ini sangat relevan untuk jabatan dalam industri yang berisiko tinggi.
Dengan memeriksa kesehatan sebelum kerja, perusahaan bisa mendapat analisis rinci tentang status kesehatan calon karyawannya. Proses ini dapat mengidentifikasi kondisi yang ada, yang mungkin akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
Selain itu, perusahaan dapat memastikan bahwa calon karyawan secara fisik mampu melakukan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya dengan aman. Manfaat lain adalah mengurangi klaim asuransi kesehatan dan biaya pengobatan.
Jenis tes kesehatan bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi geografis dan tanggung jawab khusus pekerjaan yang Anda lamar.
Sebagai contoh, jika Anda akan ditugaskan di lokasi terpencil di mana fasilitas pelayanan kesehatan setempat kurang memadai, Anda mungkin perlu menjalani pemeriksaan tertentu untuk meminimalkan potensi timbulnya gangguan kesehatan yang memerlukan penanganan segera saat di tempat kerja.
Contoh lain, untuk calon pekerja lapangan yang membutuhkan stamina, kecepatan, dan kekuatan fisik, mungkin diperlukan tes kebugaran. Jika seorang karyawan gudang memiliki kondisi medis yang menyulitkannya untuk mengangkat kotak yang berat, ia dapat secara tidak sengaja melukai diri sendiri atau rekan kerja melalui teknik pengangkatan yang tidak tepat. Perusahaan tentu tidak menginginkan hal ini terjadi.
Namun, secara umum, pemeriksaan kesehatan calon karyawan mencakup hal-hal di bawah ini:
Apakah Anda pernah dirawat di rumah sakit karena penyakit tertentu? Apakah pernah menjalani operasi?
Jika Anda mengidap penyakit tertentu, Anda akan ditanya sejak kapan menderita penyakit tersebut dan apakah terkontrol dengan baik. Bagaimana dengan kebiasaan merokok, minum kopi, minum minuman beralkohol, serta kebiasaan olahraga?
Anda diharapkan menjawab dengan jujur pada tahapan ini. Informasi palsu dapat membahayakan keselamatan dan menimbulkan risiko di tempat kerja.
Pemeriksaan fisik umumnya mencakup tinggi dan berat badan, indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMI), tekanan darah dan analisis urin. Selain itu, ada pemeriksaan sistem kardiovaskular (jantung), pernapasan (dada), penglihatan (mata) dan pendengaran (telinga).
Untuk memeriksa kondisi jantung, beberapa perusahaan meminta calon karyawan menjalani pemeriksaan elektrokardiogram (EKG).
Melansir alodokter.com, EKG dapat memberi informasi apakah irama jantung teratur atau tidak (aritmia), apakah denyut jantung normal, terlalu lambat (bradikardia), atau terlalu cepat (takikardia), apakah suplai darah dan oksigen ke jantung cukup atau kurang, apakah kondisi jantung masih bagus atau telah muncul tanda-tanda kerusakan, dan apakah struktur jantung normal atau mengalami perubahan, misalnya akibat pembesaran pada bilik jantung.
Untuk sistem pernapasan, umumnya menggunakan spirometri, yakni calon meniup ke corong (spiret). Tindakan ini menghasilkan pembacaan yang menunjukkan fungsi paru-paru. Tes ini dapat mengidentifikasi asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Perlu dipahami bahwa tes kesehatan terutama digunakan untuk keselamatan di tempat kerja. Sering terjadi bahwa pemeriksaan ini justru mengungkap kondisi kesehatan tertentu yang memerlukan perhatian khusus namun tidak disadari oleh calon karyawan.
Hal ini memungkinkan calon karyawan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki masalah kesehatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa selain mencegah perusahaan secara tidak sadar menempatkan karyawan baru atau karyawan yang ada dalam bahaya, tes kesehatan juga memberi manfaat bagi calon karyawan.
Banyak perusahaan melarang konsumsi narkoba dan alkohol dalam kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Skrining narkoba dan alkohol akan mengonfirmasi apakah seorang calon karyawan melanggar kebijakan perusahaan tersebut.
Melansir medicalexam.com, ada 8 hal yang perlu Anda lakukan agar sukses lolos tes kesehatan.
Dalam artikel berjudul "How Does Sleep Affect Your Heart Health?", Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa selama tidur normal, tekanan darah Anda turun (3).
Hormon stres dapat diatur lebih baik saat Anda tidur. Tidur yang cukup dan bersikap rileks akan membantu Anda lolos tes tekanan darah.
Minum cukup air akan membuat tubuh Anda terhidrasi. Tubuh yang terhidrasi dengan baik akan memudahkan petugas laboratorium mengambil darah Anda. Selain itu, juga membantu tubuh Anda menghasilkan sampel urin yang dibutuhkan.
Ketahuilah bahwa detak jantung dan tekanan darah Anda dapat meningkat karena aktivitas fisik yang terlalu berat. Menahan diri dari keinginan berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang berat pada malam dan pagi hari sebelum tes kesehatan, akan membantu Anda.
Garam dan lemak akan memengaruhi kolesterol dan tekanan darah Anda. hindari makanan tersebut dalam tiga hari sebelum Anda menjalani tes kesehatan.
Sangat dianjurkan untuk berpuasa selama sepuluh hingga dua belas jam sebelum tes kesehatan. Hal ini mencegah gula dan tekanan darah Anda meningkat.
Jangan minum kopi atau merokok di pagi hari untuk menjaga tekanan darah Anda tetap rendah. Juga disarankan untuk menghindari alkohol karena akan membuat Anda dehidrasi dan sulit untuk mengambil darah.
Menjadwalkan pemeriksaan pada pagi hari akan memudahkan Anda mengikuti enam tip di atas. Anda dapat berpuasa semalaman saat Anda tidur. Anda juga akan lebih rileks setelah bangun tidur.
Membuat checklist akan membantu Anda mengingat riwayat kesehatan diri dan keluarga Anda. Perlu juga mencatat obat-obatan yang mungkin rutin Anda konsumsi.
Meskipun tes kesehatan dapat membuat stres, lakukan yang terbaik untuk tetap tenang. Dokter atau ahli kesehatan lainnya yang melakukan pemeriksaan hanya ingin menilai kesehatan Anda secara akurat.
Baca juga: Cara Menulis Surat Lamaran Kerja atau Cover Letter, Lengkap dengan Contohnya
Ingatlah juga bahwa perusahaan memerlukan tes kesehatan karena ingin Anda melakukan pekerjaan dengan aman.
Laboratorium yang memeriksa kesehatan Anda dapat memberi rekomendasi apakah Anda cukup fit untuk bekerja.
Namun, perusahaanlah yang akan memutuskan apakah mereka ingin melanjutkan proses perekrutan.
Referensi: