KOMPAS.com - Waktu berbuka adalah saat yang paling dinanti ketika berpuasa. Salah satu hidangan yang banyak disukai orang ketika buka puasa adalah gorengan.
Menu yang satu ini menjadi favorit saat buka puasa karena rasanya yang gurih dan cara memasaknya yang tidak terlalu sulit. Namun di balik kelezatannya, ternyata mengonsumsi gorengan di waktu buka puasa tidak disarankan.
Sebab, di dalam gorengan terdapat bahaya kesehatan yang bisa merugikan tubuh kita. The Primary Health Care Corporation (PHCC) menyarankan orang yang berpuasa agar tidak mengonsumsi gorengan. Hal itu karena gorengan masuk dalam kategori makanan tak sehat.
Padahal, menjaga asupan makanan yang sehat sangat penting selama menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Baca juga: 3 Alasan Mengapa Harus Menghindari Gorengan Saat Sahur dan Berbuka
Pola makan yang tidak sehat bisa menyebabkan gangguan pencernaan, sakit perut, mulas, kembung, bersendawa, mual, menurunnya energi, hingga kenaikan berat badan.
Tidak hanya ketika berbuka, saat makan sahur, gorengan juga tidak disarankan. Sebab gorengan mengandung natrium dan karbohidrat yang tinggi. Mengonsumsi gorengan setiap hari bisa menurunkan energi yang mana bisa membuat tubuh lemas ketika berpuasa.
Secara rinci, berikut alasan mengapa Anda harus menghindari gorengan sebagai makanan sahur dan berbuka:
Terlalu sering mengonsumsi makanan yang tinggi kalori bisa membuat tubuh menjadi cepat gemuk. Salah satu makanan yang tinggi kalori adalah gorengan.
Hal itu lantaran gorengan pada umumnya dimasak dengan minyak yang banyak. Cara pengolahan ini akan menambahkan banyak kalori pada makanan. Selain itu, gorengan biasanya terbuat dari tepung yang juga kaya kalori dan lemak.
Misalnya, satu porsi kentang panggang biasanya mengandung 93 kalori dan 0 gram lemak. Jika digoreng, kalori di dalamnya menjadi 319 kalori dan 17 gram lemak.
Baca juga: 7 Alasan Kenapa Harus Mengurangi Gorengan
Gorengan umumnya dimasak dengan minyak pada suhu yang sangat tinggi. Proses ini akan memicu pembentukan lemak trans.
Selain itu, makanan yang digoreng sering kali dimasak dengan minyak sayur yang telah diproses dan mengandung lemak trans sebelum dipanaskan. Tentunya, cara ini akan membuat gorengan menjadi makanan yang tinggi lemak trans di dalamnya.
Inilah alasan mengonsumsi gorengan terlalu sering tidak disarankan. Sebab lemak trans banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit seperti jantung koroner, kanker, diabetes, hingga obesitas.
Akrilamida merupakan zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak dengan suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang. Zat ini dibentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagine.
Baca juga: 3 Bahaya Gorengan untuk Kesehatan Jantung
Makanan gorengan yang dibuat dengan tepung seperti bakwan, donat, tahu goreng, hingga kentang goreng memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi.
Jika dikonsumsi terlalu sering, risiko kita mengalami kanker akan semakin tinggi pula. Akrilamida pada makanan juga bisa memicu gangguan ginjal, kanker endometrium dan ovarium.
(Sumber:Kompas.com/Ariska Puspita Anggraini | Editor: Ariska Puspita Anggraini)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.