Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Harga Kedelai Tinggi, Mulai Cuaca Buruk hingga 5 Miliar Babi di China

Kompas.com - 19/02/2022, 09:18 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menjelaskan dua penyebab harga kedelai impor mahal di Indonesia.

Penyebab pertama adalah cuaca buruk El Nina di Argentina, Amerika Selatan. Hal itu mengakibatkan harga kedelai per gantang naik, dari 12 dolar AS menjadi 18 dolar AS.

Penyebab kedua adalah permintaan kedelai tinggi, terutama dari China.

Menurut Mendag, China memiliki lima miliar babi dan pakannya adalah kedelai.

Awalnya, kata Mendag, pakan babi di China bukanlah kedelai. Namun kini pakan utamanya adalah kedelai.

"Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu makan kedelai," kata Lutfi.

Baca juga: Kata Mendag, Miliaran Babi di China Bikin Kedelai Impor RI Jadi Mahal

Mendag mengatakan, pihaknya akan membuat mitgasi dan menyiapkan kebijakan untuk mengantisipasi tingginya harga kedelai.

"Minggu depan kami akan umumkan kebijakannya seperti apa," kata Luthfi.

Saat ini, Mendag menjelaskan bahwa kebutuhan kedelai dalam negeri adalah 3 juta ton. Sementara stok dalam negeri yang tersedia hanya 500 hingga 750 ton per tahun.

Untuk menutupi kekurangnnya, Indonesia mengimpor kedelai dari negara lain, terutama dari kawasan Amerika Selatan.

Ancaman perajin tempe

Di sisi lain, perajin tempe dan tahu kelabakan dengan tingginya harga kedelai.

Bahkan, perajin yang tegabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempa Tahu (Gakoptindo) mengancam akan mogok produksi pada 21 hingga 23 Februari 202.

Ketua Umum Gakoptindo Aip Syarifudin menyatakan, pihaknya akan mogok karena bahan baku utama tempe dan tahu adalah kedelai.

Jika harga bahan baku tinggi, maka modal yang dikeluarkan juga tinggi. Sementara laba yang didapat tidak seimbang dengan modal yang keluarkan.

Akibatnya, perajin tempe dan tahu bakal merugi.

"Perajin rumahan itu sehari beli kedelai 20 kilogram, untuk modal dagang biasanya beli kedelai Rp 9.000-Rp 10.000 per kilogram," ujarnya saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Terus-terusan Impor, Apa Kabar Janji Jokowi soal Swasembada Kedelai?

"Anggaplah kalau mereka beli di harga Rp 10.000 per kilogram, modal Rp 200.000, sementara kalau dijual menjadi olahan tempe tahu dapatnya Rp 250.000 itu Rp 50.000 untuk makan dan Rp 200.000 untuk modal besoknya tapi karena harga kedelainya sudah naik yah sekarang di harga Rp 11.000 per kilogram yah enggak cukup," sambung dia. (Penulis: Elsa Chaterina, Muh Hasanuddin | Editor: Aprillia Ika, Yoga Sukmana, Royke Sinaga)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com