Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Kagumi Perjuangan Warga Wadas: Inilah Nasionalisme Sejati

Kompas.com - 11/02/2022, 11:42 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengakui ia sangat kagum terhadap warga Desa Wadas, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, yang kompak dalam mempertahankan tanah mereka.

Dedi menyebut bahwa perjuangan mereka adalah nasionalisme yang sesungguhnya sehingga harus dihormati oleh pemerintah.

"Saya menganggumi warga Wadas yang punya kekompakan dan visi dalam mempertahankan kelangsungan hidup lingkungan dan menjaga ekosistem kehidupan," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (11/2/2022).

Kekaguman Dedi kepada warga Wadas terutama karena mereka tidak tergiur oleh besaran uang pembebasan tanah seperti yang terjadi di sejumlah daerah. Menurutnya, spirit perjuangan mereka dalam mempertahankan tanah leluhur adalah sesuatu hal yang sangat jarang.

"Sangat jarang komunitas masyarakat berjibaku mempertahankan kelangsungan hidup yang turun temurun di desa asri untuk menentang pertambangan," kata Dedi.

Baca juga: Gubernur Jateng Diminta Turun Tangan, Komisi IV: Jangan Ada Kesan Warga Wadas Berhadapan dengan Aparat

"Saya jujur dan kagum banget kepada warga Wadas. Sebab, sepanjang saya temui di berbagai daerah, terutama Jawa Barat, ketika upaya saya menata lingkungan, baik legal maupun ilegal, pasti warga jadi tameng para pengusaha. Tapi di Desa Wadas tidak," lanjut Dedi.

Dedi mengatakan, masyarakat yang memiliki spirit perjuangan mempertahankan tanah mereka seperti ini harus mendapat penghormatan dari negara. Sebab, mereka memiliki semangat tinggi dalam mempertahankan tanah leluhur.

"Inilah yang disebut nasionalis yang sesungguhnya, nasionalisme sejati. Karena esensi nasionalisme itu adalah mencintai tanah kelahiran secara utuh dan mempertahankan kesinambungan," kata mantan bupati Purwakarta ini.

Kisah perjuangan warga Wadas

Warga yang sempat ditahan polisi bertemu ibunya usai tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Sebanyak 64 warga Desa Wadas dibebaskan oleh pihak kepolisian terkait aksi penolakan pembangunan Bendungan Bener.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Warga yang sempat ditahan polisi bertemu ibunya usai tiba di halaman masjid Desa Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (9/2/2022). Sebanyak 64 warga Desa Wadas dibebaskan oleh pihak kepolisian terkait aksi penolakan pembangunan Bendungan Bener.

Sementara itu, Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA) menjelaskan bagaimana perjuangan warga Wadas dalam mempertahankan tanah leluhur mereka.

Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya menceritakan bagaimana mereka dikejar-kejar aparat ketika mempertahankan tanah mereka.

Saat itu, ratusan polisi masuk ke desa dan kemudian mengejar warga hingga mereka melarikan diri ke hutan.

Warga pun belum berani keluar hutan karena desa mereka sudah dikepung aparat. Akibatnya, sebagian warga tidak bisa makan.

"Tadi malam, Brimob dan polisi masih seperti kemarin, dan masih bermalam di hutan hinga siang ini. Lalu saya dikejar-kejar sampai malam dan sampai sekarang masih ada yang di alas (hutan)," kata warga dalam konferensi pers via zoom yang dihadiri beberapa perwakilan organisais dari Amnesti Internasional hingga Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Kamis (10/2/2022).

"Untuk saat ini kita belum berani turun, ada yang sebagian keluar dari Wadas karena takut dan sekarang tidak bisa makan," katanya.

Baca juga: Kesaksian Warga Desa Wadas, Dikejar Anjing hingga Lari ke Hutan, Dikepung Aparat Tak Bisa Keluar Rumah

Warga lainnya, menceritakan ada sekitar 10 truk yang ditumpangi ratusan polisi bersenjata lengkap masuk ke Desa Wadas. Mereka juga membawa anjing pelacak.

Menurutnya, anjing-anjing itu hendak dilepas ke hutan untuk melacak warga yang bersembunyi.

Mobil-mobil mewah juga tampak berseliweran di desa mereka. (Sebagian dikutip dari Kompas.com/ Penulis | Editor: Rachmawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com