Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kesalahan Sopir Truk Saat Berkendara dan Bagaimana Mencegahnya

Kompas.com - 22/01/2022, 08:44 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Peristiwa kecelakaan maut yang terjadi di persimpangan menuju Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Jumat (21/1/2022) mengingatkan kita akan pentingnya skill berkendara yang benar.

Dalam rekaman CCTV tragedi tersebut, tampak truk tronton menabrak kendaraan di depannya dari belakang secara lurus dan langsung hingga kurang lebih sejauh 100 meter.

Padahal apabila disimak lebih teliti, di sebelah kiri ada jalur kosong dan pepohonan.

Logika sederhananya, sang sopir bisa saja menghindari tabrakan beruntun dari belakang jika berani mengambil risiko membuang badan truk ke daerah pepohonan.

Melihat rekaman tersebut, barangkali akan timbul pertanyaan: apa yang seharusnya dilakukan sopir dalam keadaan serupa?

Baca juga: Mencari Solusi Tragedi Rapak Balikpapan, Warga: Kejadian Terus Berulang

1. Hanya memikirkan keselamatan diri sendiri

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, sulit mengambil keputusan di saat genting, termasuk saat Tragedi Rapak Balikpapan.

Tapi hal itu juga berkaitan dengan pengalaman sang sopir.

"Ini agak susah karena berhubungan dengan jam terbang. Kalau pengemudi yang jam terbangnya tinggi dia bisa mengambil tindakan atau keputusan yang paling tidak tingkat kerugiannya kecil," kata Sony kepada Kompas.com, Jumat (21/1/1022).

Sony mengatakan, pertanyaan mengapa sopir lurus dan tidak mengambil tindakan buang badan itu harus dilontarkan kepada pihak terkait.

Tapi ada dasar asumsi mengapa hal itu dilakukan, yakni reaksi spontan untuk mengamankan dirinya sendiri.

"Ada asumsi begini, ketika dia tidak memiliki jam terbang banyak dia akan berpikir untuk mengamankan dirinya. Ada pohon ada kendaraan, pikirannya kalau nabrak pohon fatal pasti, kalau kendaraan tidak fatal. Karena kendaraan akan kalah dan bergeser," katanya.

2. Kurang jam terbang

Karena itu kata Sony, pentingnya jam terbang sopir saat membawa kendaraan besar.

Alasannya, tingkat risiko yang besar maka membutuhkan tanggung jawab yang juga makin besar.

"Di sini pentingnya jam terbang yang tidak sedikit. Karena dia tidak berpikir keselamatan orang lain," katanya.

Baca juga: Belajar dari Kecelakaan di Rapak Balikpapan, Pentingnya Waspada Saat Berkendara

3. Lalai cek kendaraan sebelum berkendara

Kecelakaan berantai yang disebabkan truk tronton ini diduga disebabkan oleh rem truk yang blong.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com