Kuliner lokal lain yang tidak kalah uniknya adalah Gohu Ikan. Inilah makanan khas Ternate yang disebut-sebut sebagai Sashimi-nya Ternate. Betapa tidak. Tidak berbeda jauh dengan sashimi dari Jepang, Gohu Ikan yang terbuat dari ikan Tuna atau Cakalang mentah ini diproses tanpa dimasak.
Untuk menghilangkan bau dan rasa amis, daging ikan yang telah dipotong dengan ukuran kecil-kecil itu, dilumuri lemon cui (sejenis jeruk nipis berukuran kecil) dan garam. Selanjutnya daging ikan ditaburi tumisan bawang merah, cabai rawit, dan kenari.
Baca juga: Sejarah Es Cendol Elizabeth, Kuliner Khas Bandung untuk Diplomasi
Langkah berikutnya, campuran ikan yang telah dibumbui tadi diguyur dengan minyak goreng panas. Dan jangan lupa menambahkan daun balakama (kemangi) juga. Akhirnya, setelah diaduk sebentar, gohu ikan pun siap disantap. Aha, sedapnya!
Jika kedua kuliner di atas lebih mudah dicari, berbeda dengan kuliner yang satu ini. Ketam kenari atau juga dikenal sebagai kepiting kelapa sejatinya sudah tergolong hewan langka. Hanya restoran tertentu yang sesekali menyediakannya. Dan itu pun dengan harga yang jauh lebih mahal dari kepiting biasa.
Cara mengolahnya sendiri persis sama dengan memasak kepiting biasa. Namun demikian, soal rasa, kembali ke selera masing-masing. Wisatawan yang mencarinya lebih ke rasa penasaran saja untuk mencicipinya. Apalagi makanan terkenal ini sudah kian sulit ditemukan.
Ketam kenari (nama ilmiah: Birgus latro) memang jenis ketam yang unik. Ketam ini dikenal jago mengupas buah kelapa dengan capitnya yang kuat untuk memakan isinya. Populasi terbesar ketam kenari saat ini berada di Pulau Christmas (Australia). Sedangkan di kawasan Halmahera, ketam kenari kian jarang ditemukan lagi.
Kalau ketam kenari sudah langka, maka tidak demikian dengan Ikan Fufu yang bisa ditemukan di mana-mana di seluruh wilayah Maluku. Ikan Fufu sangat populer. Hampir semua pasar tradisional menjualnya. Di kota Ternate, misalnya, Ikan fufu bisa dibeli di Pasar Gamalama, Pasar Dufa-dufa dan pasar lainnya.
Walaupun kuliner ini tampaknya sederhana, namun cita rasanya tidak kalah menggugah selera. Terlebih lagi jika disantap dengan nasi, sambal colo-colo dan kerupuk. Tidak heran, ikan fufu sangat terkenal di wilayah Indonesia timur.
Tidak hanya makanan, Ternate juga membanggakan minuman khasnya yang sangat populer, yakni Air Guraka atau Air Jahe. Minuman khas ini dibuat dari campuran jahe parut dan gula aren yang kemudian ditaburi kenari di atasnya. Enak tenan!
Di Ternate, Air Guraka bisa ditemukan di banyak tempat. Di sepanjang tepi pantai antara Taman Kota Ternate, hingga di berbagai kawasan wisata. Kalau mau lebih klop, pastikan Anda memesan Air Guraka dengan pasangan serasinya, yakni pisang goreng mulu bebe.
Air Guraka biasanya dinikmati menjelang sore hingga malam. Perpaduan rasa manis dari gula aren serta hangatnya jahe memberikan kehangatan serta kesegaran saat diminum. Tidak jarang, bagi yang sedang merasa tidak enak badan pun mencari minuman menyehatkan ini.
Pada tahun 2017 lalu, Air Guraka kabarnya pernah masuk sebagai salah satu nominasi dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API), khususnya di kategori minuman tradisional terpopuler. Mantul!
Inilah pasangan Air Guraka yang paling banyak dicari. Di wilayah Maluku Utara memang terdapat berbagai varietas pisang, antara lain pisang goroho, pisang sepatu, pisang raja, pisang tanduk, pisang mulu bebe dan lain-lain. Namun, dari semua pisang yang ada, tidak ada yang bisa menyaingi ketenaran pisang mulu bebe.
Jenis pisang lokal ini memang hanya ditemukan di wilayah Halmahera. Setidaknya selama bepergian ke berbagai wilayah di tanah air, saya sendiri belum pernah sekalipun menemukannya di tempat lain. Nama Mulu Bebe (Mulut Bebek) tidak terlepas dari bentuk pisang yang panjang dan mengerucut. Sangat mirip dengan mulut bebek.