Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya soal Uang, Ini 4 Investasi Terbaik bagi Kaum Milenial

Kompas.com - 19/01/2022, 09:48 WIB
Kompasianer Thomas Panji,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana


KOMPAS.com - Kunci utama untuk berterima kasih kepada diri sendiri di masa senja adalah berinvestasi sejak muda.

Berinvestasi sejak usia muda sangat penting untuk menggapai masa depan cerah, terutama bagi kaum milenial dan Z yang saat ini sudah menginjak umur 20 tahun ke atas.

 

Selain itu, berinvestasi sejak dini juga dibutuhkan untuk mengatasi sebuah fase transisi hidup atau quarter life crisis yang kerap dialami oleh hampir semua generasi milenial dan Z.

Namun investasi tidak hanya melulu tentang uang. Ada investasi jenis lain yang juga sangat penting dalam mempersiapkan diri menuju tantangan ke depan.

Quarter life crisis

Menurut Indrianie dalam buku Survive Menghadapi Quarter Life Crisis (2020), quarter life crisis pada dasarnya adalah suatu fase yang menandakan awal mula transisi hidup seseorang dari masa remaja menuju dewasa.

Fase quarter life crisis menurut para ahli di bidang developmental psychology yang dikutip Indrianie (2020) ditandai dengan sejumlah perubahan dan perkembangan fungsi kerja otak, terkhususnya pada bagian otak frontal lobe dan prefrontal cortex.

Baca juga: Mahasiswa yang Baru Lulus Sarjana Bakal Alami Fresh Graduate Syndrome, Apa Itu?

Perubahan dan perkembangan fungsi kerja otak inilah yang menandai awal mula dari transisi hidup seseorang menuju dewasa, yang akhirnya juga ikut mempengaruhi perubahan mereka dalam cara berpikir, sikap dan pengambilan keputusan.

Seiring dengan terjadinya perubahan secara natural pada fungsi kerja otak, secara sadar atau tidak kita juga akan mengalami banyak hal “aneh” menurut diri kita sendiri, atas semua sikap dan perilaku yang terjadi.

Misalnya, kita sering merasa galau, mencoba untuk bisa menahan emosi; mulai bersepakat dengan diri sendiri dan sejumlah masalah lainnya.

Salah satu hal yang tak luput dari persoalan fase quarter life crisis adalah perencanaan hidup di masa depan.

Kebanyakan orang merencanakan masa depan mereka di fase quarter life crisis dengan mulai mempelajari sebanyak mungkin ilmu dan instrumen tentang berinvestasi, terkhususnya investasi dari segi keuangan.

Hari ini, kita dapat melihat fenonema investasi tersebut dari ramainya aktivitas jual beli saham di kalangan anak muda; meroketnya crypto currency akibat tweet dari seorang tokoh publik seperti Elon Musk; hingga suburnya tren investasi reksadana bagi investor amatiran.

Investasi keuangan memang menjadi suatu hal yang sangat seksi di kalangan anak muda, untuk bisa menghadapi fase quarter life crisis-nya secara jauh lebih baik dan mantap.

Namun, patut disayangkan jika investasi dalam fase quarter life crisis hanya berhenti pada persoalan keuangan semata.

Investasi non keuangan untuk anak muda

Sejatinya, ada berbagai investasi lain sama penting dan bermanfaatnya yang bisa dipersiapkan untuk bisa menghadapi fase ini secara jauh lebih mantap dan siap.

Ada empat bentuk strategi investasi lain di luar investasi keuangan yang bisa dipelajari dan diterapkan oleh semua orang untuk dapat mempersiapkan serta menghadapi fase quarter life crisis secara jauh lebih siap.

Investasi keuangan memang sangat penting, terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 yang tak menentu seperti saat ini.

Namun, empat investasi ini juga tidak boleh dipandang sebelah mata, sebab bisa jadi rezeki kita di masa depan dapat ditemukan dari empat investasi ini.

1. Investasi keahlian (skill dan ilmu)

Investasi keahlian pada dasarnya adalah semua jenis investasi yang bisa didapatkan dengan mengikuti sejumlah pelatihan dan pengembangan diri, yang disesuaikan dengan minat, bakat dan kemampuan.

Dalam beberapa tahun terakhir, terkhususnya saat pandemi Covid-19, kita melihat ada begitu banyak institusi pendidikan yang mulai membuka dan menyediakan kurikulum pembelajaran berbasis online dengan peminatan yang sangat beragam dan harganya terjangkau.

Menurut Schenker dalam buku Masa Depan Dunia Setelah Covid-19 (2020), investasi keahlian saat ini semakin banyak dibutuhkan, khususnya di bidang pengelolaan media komunikasi; e-commerce; dan internet.

Beberapa keahlian seperti content writer, copywriter, digital marketer, IT software dan lainnya semakin banyak dibutuhkan, terlebih semenjak semua jenis aktivitas dan pekerjaan manusia banyak dialihkan ke jaringan internet untuk mengurangi penularan virus.

Ilustrasi rasa malas ketika work from home (WFH).Dok. iStock/Kiwis Ilustrasi rasa malas ketika work from home (WFH).

Halaman:
Sumber Kompasiana
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com