Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekor Baru Matahari Buatan China, Bisa Menyala hingga 17 Menit

Kompas.com - 08/01/2022, 17:20 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

Dibangunnya CFETR bertujuan untuk memecahkan masalah teknik yang terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik komersial.

Reaktor komersial perlu dijalankan bertahun-tahun bahkan hingga puluhan tahun. Oleh karena itu, para peneliti mencoba menemukan solusi itu EAST beserta reaktor HL-2M.

Ilmuwan utama proyek reaktor fusi nuklir HL-2M, Zhong Luwu dari Southwestern Institute of Physics mengatakan pada China National Radio, bahwa perangkat tersebut menggunakan beberapa teknologi paling canggih yang ditemukan di China.

Zhong mengatakan bahwa HL-2M dapat menahan pengeboman berulang oleh partikel limbah yang dapat dihasilkan oleh gas panas, yang membawa energi dalam jumlah besar.

Akan tetapi, profesor fisika nuklir dari Peking University Wang Yugang mengatakan, beberapa partikel radioaktif yang dihasilkan oleh reaksi fusi nuklir tidak dapat dibendung oleh medan magnet HL-2M.

Tidak apa-apa untuk dioperasikan dalam jangka pendek," kata Wang.

Pengembangan fusi nuklir sebagai sumber energi alternatif telah dimulai sejak 1960-an hingga 1990-an. Hadirnya energi fusi nuklir ini diharapkan bisa mengatasi masalah kekurangan energi.

Baca juga: Membandingkan Matahari Buatan Korsel dan China, Apa Bedanya?

Tidak hanya di China, sejumlah penelitian tentang fusi nuklir juga telah dibangun di seluruh dunia.

Namun dalam beberapa dekade terakhir, fasilitas baru yang bertambah hanya sedikit karena kurangnya kemajuan sehingga membuat harapan akan hadirnya sumber energi baru kian memudar.

Selain China, proyek eksperimen reaktor fusi nuklir terbesar di dunia sebelumnya adalah International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) di Perancis, tetapi mengalami penundaan.

(Sumber:Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru | Editor: Danur Lambang Pristiandaru)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com