KOMPAS.com- Sebagian orang yang sudah jenuh dengan pandemi Covid-19 ini menganggap munculnya varian baru Omicron hanya skenario belaka.
Hal ini karena bertepatan dengan menjelang akhir tahun 2021 dan libur natal.
Menanggapi hal ini, Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Prof dr Amin Soebandrio PhD, SpMK menegaskan bahwa tidak ada orang yang benar-benar menginginkan pandemi Covid-19 ini terjadi.
Perihal seringnya varian baru muncul menjelang libur panjang, seperti kondisi varian Omicron saat ini yang ditemukan menjelang nataru, ini tandanya memang pergerakan di masyarakat beberapa waktu belakangan sudah semakin masif tak terjaga.
"Memang semakin banyak negara yang terdampak, karena pergerakan manusia yang masif," kata Amin kepada Kompas.com, Jumat (3/12/2021).
Dalam ilmu pengetahuan tentang biologi molekuler, mutasi yang terjadi pada virus itu merupakan hal yang wajar. Mutasi ini akan terjadi pada setiap jenis virus, bukan hanya virus corona jenis baru SARS-CoV-2.
Namun, pada setiap mutasi yang terjadi itu tidak semuanya akan menghasilkan varian yang lebih berbahaya dan lebih menular dari virus aslinya. Ada saja mutasi virus yang justru menghasilkan varian yang jauh lebih rendah akibat infeksi dan penularannya.
Baca juga: Cara Mencegah Infeksi Varian Omicron, Rekomendasi WHO
Amin menambahkan, dalam kondisi ditemukannya varian baru Omicron ini memang menandakan bahwa situasi sudah sangat serius.
Perlu diketahui bahwa mutasi virus akan semakin sering terjadi dan bisa saja mencapai ratusan ribu kali, jika penularannya masif.
Saat dihubungi terpisah, Jumat (3/12/2021), Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman juga menambahkan, varian Omicronn yang baru ditemukan dan langsung masuk dalam kategori variant of concern (VoC) ini merupakan pertanda yang sangat serius.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.